Bikin Gorong-Gorong, Pasirnya Langsung Didatangkan dari Liang Anggang

0

BISNIS bahan infrastuktur di tengah kelesuan perekonomian serta pemangkasan anggaran proyek berasal dari APBN dan APBD, toh para pengusaha gorong-gorong, batako dan bata paving masih bertahan sembari menunggu pesanan barang dari para kontraktor dan pengusaha properti atau perumahan.

MAKANYA, para pengusaha bahan infrastuktur untuk gorong-gorong dan batako beton itu menerapkan sistem orderan, bukan memproduksi secara massal. Di kawasan di Jalan Cemara Ujung, Kayutangi Ujung tembus Perumnas Banjarmasin, sudah cukup lama usaha yang digeluti H Lutfi atau H Upi, pemilik UD Bintang Benderang.

“Pembuatan gorong-gorong ini boleh dibilang hanya satuan, bukan dalam produksi massal. Ya, tiap hari produksinya secara bertahap, tergantung kalau ada pesanan, baru dicetak banyak,” ujar karyawan UD Bintang Benderang, Syahrudin saat berbincang dengan jejakrekam.com, Sabtu (11/3/2017).

Diakui Syahrudin, usaha pembuatan gorong-gorong berdiameter 20, 30, 40, 50 hingga 80 meter berdasar keperluan proyek seperti jalan dan perumahan. Kisaran harga yang ditawarkan per unit juga variatif, dari harga termurah Rp 75 ribu hingga Rp 300 ribu. “Nah, kalau gorong-gorong bertulang besi, biasanya dicetak terbatas sehingga harganya pun cukup tinggi mencapai Rp 500 ribu per biji,” kata Syahrudin.

Menurutnya, pemesanan gorong-gorong dan batako hingga kini masih didominasi bisnis perumahan. Sedangkan, proyek yang disediakan pemerintah daerah atau berasal dari dana pusat cukup terbatas. Ia mengakui lokasi pembuatan gorong-gorong dan lainnya sempat berpindah untuk mendekatkan pasar. “Dulu kami sempat mendirikan usaha di Liang Anggang, Banjarbaru. Kini ditempatkan di beberapa lokasi di Banjarmasin seperti Jalan Cemara Ujung dan Jalan Sultan Adam,” ujar Syahrudin.

Meski kawasan itu berdekatan dengan wilayah perdagangan pasir Sungai Barito, ternyata pasir sebagai bahan dasar pembuatan gorong-gorong termasuk batu koral didatangkan dari Liang Anggang. “Kalau menggunakan pasir dari Sungai Barito atau dari Palangkaraya, tak cocok untuk pembuatan gorong-gorong. Selain pasir Sungai Barito itu cocok untuk perumahan, sedangkan dari Palangkaraya itu berwarna putih dan terlalu halus,” tutur Syahrudin.

Ia berharap dengan makin membaiknya kondisi perekonomian daerah serta banyaknya proyek yang bersumber dari dana pemerintah dan swasta, bisa menggenjot omzet penjualan gorong-gorong dan bahan infrastruktur lainnya. “Ini tentu menjadi harapan setiap usaha,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis   : Didi GS

Foto       : Didi GS

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/03/11/bikin-gorong-gorong-pasirnya-langsung-didatangkan-dari-liang-anggang/,jual pasir liang anggang

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.