Dipelopori Puanna Dekke, dari Manuskrip Lontara Pagatan Mengungkap Diaspora Bugis di Tanah Banjar

0

MANUSKRIP atau naskah kuno yang terserak di Kalimantan Selatan diriset tim peneliti sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan UIN Antasari Banjarmasin.

NASKAH kuno itu berkisah soal perjalanan kerajaan kecil di tenggara Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Perjalanan sejarah Kerajaan Pagatan dan Kusan pun terekam dalam manuskrip tulisan tangan dalam aksara Lontara (aksara Bugis-Makassar) berupa buku harian Kerajaan Pagatan oleh Kapitan La Mattone, Mantri Kerajaan Pagatan dan Kusan pada 1858-1911.

“Naskah kuno ini merupakan aset khazanah pengetahuan yang sangat berharga. Dalam naskah tulisan tangan Kapitan La Mattone ini menggambarkan kebudayaan, sejarah dan cara hidup masyarakat di wilayah Pagatan pada masa lalu,” ucap peneliti sejarah ULM Banjarmasin, Mansyur kepada jejakrekam.com, Jumat (27/10/2023).

BACA : Pergulatan Armada Dagang Belanda dan Perahu Bugis di Pulau Laut

Bagi akademisi pendidikan sejarah FKIP ULM ini, naskah kuno atau manuskrip merupakan warisan budaya yang memuat nilai-nilai masih relevan dengan kehidupan kekinian, bahkan bisa menjadi objek riset akademis maupun sosial budaya.

“Dari naskah kuno, kitab isa mendapatkan mutiara yang terkandung di dalamnya sebagai dokumentasi sejarah dan budaya untuk pembelajaran dari nilai-nilai yang dikandungnya,”  tutur mantan wartawan ini.

Usai meneliti naskah kuno dengan tulisan aksara Lontara Bugis pada 2021, akhirnya dibukukan dalam judul Lontara Pagatan oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalsel.

BACA JUGA : Diawali Orang Bugis, Tajau Kuin Pernah Menembus Pasar Seni Bali

“Kami berterima kasih karena naskah kuno sudah digitalisasi oleh Disdikbud Provinsi Kalsel hingga diterbitkan dalam bentuk buku,” ucap magister sejarah lulusan Universitas Padjadjaran (Undap) Semarang ini.

Bahkan, naskah kuno karya Kapitan La Mattone itu diusulukan masuk cagar budaya di Kalimantan Selatan. Hingga, buku berjudul Lontara Pagatan itu ditulis keroyokan akademisi sejarah dari ULM dan UIN Antasari Banjarmasin yakni Prof Herry Porda, MZ Arifin Anis, Mursalin Arlong, Daud Yahya dan Mansyur sendiri.

“Semoga buku Lontara Pagatan ini bisa menambah khazanah historiografi lokal di Banua kita,” kata Sammy, sapaan akrab dosen muda ini.

BACA JUGA : Manuskrip Kuno Masih Dianggap Keramat, Kenapa Belajar Keindonesiaan Harus ke Belanda?

Dalam buku berjudul Lontara Pagatan; Analisa dan Tafsir Sejarah Naskah Lontara Buku Harian Kerajaan Bugis Pagatan Kalimantan Selatan  terbit pada 2023 dengan 208 halaman. Buku ini mengisahkan jaringan diaspora Bugis menyebar di wilayah Kalimantan bagian tenggara pada 1735-an yang dipelopori oleh Puanna Dekke.

Puanna Dekke yang pertama kali membuka daerah Pamagatan hingga menjadi Kerajaan Pagatan di Tanah Banjar pada 1735-1800 atas izin Sultan Banjar, Panembahan Batu. Hingga, dispora Bugis berkesinambungan sampai abad ke-19 di Kalimantan Selatan.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.