Ketergantungan Balangan Terhadap Sektor Pertambangan Capai Angka 62 Persen

0

KEPALA Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalsel Herawanto memaparkan, sektor pertambangan sampai hari ini masih menjadi primadona pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalsel.

PADAHAL  menurutnya, hal tersebut tidaklah baik, karena pertambangan merupakan sektor ekonomi yang tidak dapat diperbaharui di masa depan, karena dapat habis suatu saat nanti jika diambil secara terus-menerus.

Untuk itulah dirinya mengingatkan agar Pemerintah Daerah (Pemda) dapat serius mendorong sektor-sektor penopang ekonomi baru bisa hadir di Banua agar dapat menggantikan sektor pertambangan di masa depan.

BACA: Sektor Pariwisata Bisa Diandalkan Menopang Perekonomian Kalsel di 2019

Hampir semua Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJMD) pada Kabupaten dan Provinsi di Kalsel diatas kertas sudah diarahkan untuk menggarap sumber ekonomi baru selain pertambangan. Tapi pertanyaannya apakah sudah dipersiapkan atau bahkan sudahkah dilakukan,” katanya disela kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Komoditas Unggulan di Kalsel bersama Dinas Perindustrian Kalsel, Jumat (14/06/2019) di Kantor Perwakilan BI Kalsel Banjarmasin.

BI Perwakilan Wilayah Provinsi Kalsel merilis kabupaten yang memiliki ketergantungan struktur ekonomi paling tinggi terhadap sektor pertambangan adalah Kabupaten Balangan sebesar 62,2 persen. Adapun daerah yang sama sekali tidak tergantung terhadap sektor pertambangan adalah Kota Banjarmasin sebesar 0,0 persen.

“Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Batola dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) juga minim ketergantungan dengan sektor pertambangan. Kemudian sisanya sangat ketergantungan dengan sektor pertambangan. Nah ini tentunya harus dicarikan solusinya karena ekonomi daerah yang tergantung dengan pertambangan tersebut sangat rentan jatuh terhadap kondisi pasar dunia sekarang,” tuturnya. Di  Kalsel sendiri menurutnya, banyak sekali sebenarnya potensi ekonomi yang dapat digarap, salah satunya sektor argo bisnis, perikanan bahkan pariwisata.

“Tinggal bagaimana pemerintah daerahnya saja lagi yang harus serius membenahi segala infrastruktur pendukungnya. Hal ini penting agar sektor ekonomi baru yang bisa digarap tadi bisa bertumbuh dan suatu saat mampu menggantikan sektor pertambangan,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.