Komisi III DPR RI Desak Para Bandar Narkoba Ditembak

0

KALIMANTAN Selatan sudah mengalami darurat narkoba. Peredaran yang marak hingga pengguna penyalahgunaan zat-zat berbahaya itu pun dinilai Komisi III DPR RI sudah sangat luar biasa. Keseriusan penegak hukum, khususnya jajaran Polda Kalsel bersama Badan Nasional Narkotika (BNN) Kalsel ditagih para wakil rakyat Senayan Jakarta itu.

“SAYA melihat peredaran, pemakain dan penangkapan para pelaku narkoba ini sama dahsyatnya,” ujar Ketua Rombongan Komisi III DPR RI, Desmond J Mahesa bersama 8 legislator lainnya saat hearing dengan Wakil Kapolda Kalsel Kombes Pol Nasri, Kepala BNN Kalsel Brigjen Pol Marsauli Siregar, Irwasda Polda Kalsel Kombes Pol Ade Rahmat Suhendi, bersama para 13 kapolres di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayeri, Banjarmasin, Selasa (31/10/2017).

Desmond menyebut bukti dahsyatnya kasus narkoba di Kalsel adalah penuhnya penghuni Lapas Teluk Dalam Banjarmasin. Padahal, menurut legislator Partai Gerindra ini, kapasitas penjara di Jalan Soetoyo S itu hanya menampung 338 narapidana dan tahanan, kini dihuni 2.358 orng. “Inikan sungguh keterlaluan. Ini pertanda di penjara bukannya yang masuk berkurang, tapi malah bertambah,” cecar Desmond.

Untuk itu, mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) Jakarta ini menekankan agar Polda dan BNN Kalsel sellau mengawasi lubang-lubang tikus yang ada di Kalimantan Selatan. “Kalau tidak, peredaran sabu dan zenith carnophen di Kalsel tidak akan berakhir,” kata Desmond.

Dia juga curiga justru para pengedar dan pemakai yang dijebloskan di lapas, justru hampir mirip tangkapan baru. “Ini menandakan peredaran narkoba ini, ada yang melindungi. Jangan pihak kepolisian hanya menangkap kurir, tapi bandar dibiarkan berkeliaran. Kalau begitu, sampai kapan peredaran narkoba di daerah ini berhenti? Bagaimana nasib bangsa ini,” ucap Desmond.

Anggota Komisi III DPR RI Bambang Heri Purnama pun mengatakan kunci utama yang bisa dimainkan polisi adalah pencegahan, bukan mengutamakan penindakan. “Jangan salahkan, mungkin lebih 100 napi masuk penjara tiap hari. Coba lihat, hampir 80 persen penghuni lapas terjerat kasus narkoba,” cecar legislator Partai Golkar ini.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel ini juga senada dengan Desmond, melihat yang ditangkap hanya setingkat kurir. “Apakah bandarnya sudah ditangkap? Coba lihat, penghuni lapas itu rata-rata adalah pemain di level bawah,” kata BHP, sapaan akrabnya.

Dia juga mendesak agar Polda Kalsel bekerjasama dengan jaringan kepolisian di daerah yang menjadi produsen narkoba. “Cegah jangan sampai masuk ke Kalsel. Saya prihatin dengan anak-anak sekolah dan santri di pelosok desa di Kalsel ini sudah terkena dampaknya,” ucap BHP lagi.

Menurut BHP, jika perlu jajaran Polda Kalsel melakuka tindak tegas dengan menembak para bandar narkoba. “Saya juga minta masyarakat melapor ke aparat kepolisian, jika mengetahui ada bandar narkoba di daerahnya,” tandasnya.

Keprihatinan juga disuarakan Habib Aboebakar Alhabsy. Anggota Komisi III DPR RI asal FPKS ini mengungkapkan saat ini dari data yang ada pemakai dan pengedar narkoba sudah mencpai 55 rib orang. “Saya kaget mengapa sebesar itu? Padahal, daerah ini dikenal dengan banyak ulamanya. Kenapa barang itu selalu bebas di pasaran? Sewaktu, saya ke Hulu Sungai, sangat melihat dimana-mana berserakan bungkus zenith,” ujar Aboebakar.

Dari informasi yang dikantongi Habib Aboebakar justru ada oknum aparat kepolisian yang membekingi bisnis haram tersebut. “Ada apa dengan kepolisian di daerah ini? Padahal, Komisi III DPR RI sudah menaikkan anggaran Polri dari Rp 77 triliun menjadi Rp 95 triliun. Ini cukup besar dibandingkan Komnas HAM,” beber Ketua DPP PKS ini.

Porsi anggaran untuk Polda Kalsel dari Rp 95 triliun itu, diungkapkan Aboebakar telah disalurkan sebesar Rp 128 miliar. “Bahkan, anggaran kepolisian ini tiap tahun selalu naik. Makanya, jajaran Polda Kalsel harus bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam memberantas narkoba ini. Jika perlu, para bandar itu ditembak di tempat, kalau tidak tegas, jangan harap narkoba di Kalsel ini bisa berakhir,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Iman Satria

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.