Selama Juni, Uang Rp 2,03 Triliun Beredar di Kalteng

0

TOTAL perputaran uang melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah pada Juni 2017 mencapai Rp 2,03 triliun atau meningkat sebesar 51,15% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Hal Ini disebabkan peningkatan kebutuhan uang masyarakat jelang Idul Fitri 1438 Hijriyah, sehingga mendorong peningkatan perputaran uang di bulan Juni 2017.

KEPALA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah, Wuryanto, di Palangkaraya, Senin (10/7/2017) menambahkan untuk total outflow pada Juni, tercatat sebesar Rp 1,95 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 83,81% (mtm) dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya. Sebesar Rp 1,12 triliun digunakan untuk kegiatan kas titipan atau mencapai pangsa 57,64% dari total
outflow peredaran uang. “Di sisi lain,  total inflow uang pada Juni,sebesar Rp 59,70 miliar atau mengalami penurunan sebesar -77,82 persen (mtm) dibanding posisi pada bulan sebelumnya,” ucapnya.

Wuryanto mengaku bersyukur, pasalnya untuk pada Juni, tidak terdapat bilyet uang palsu ditemukan di Kalimantan Tengah. Tentu saja hal ini merupakan salah satu capaian yang menggembirakan, karena di tengah peningkatan transaksi keuangan masyarakat yang tinggi pada momen Idul Fitri justru tidak ditemukan adanya bilyet uang palsu yang beredar.

Dijelaskan Wuryanto, untuk Kalimantan Tengah, ada tiga kota yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan kliring yakni Palangkaraya, Sampit dan Pangkalan Bun. Dari data kegiatan kliring di tiga kota tersebut tercatat total nominal perputaran uang yang dilakukan di Juni 2017 sebesar Rp 338,80 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 23,46 persen (mtm) dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya. “Ini sejalan dengan nominalnya, volume bilyet transaksi kliring pada bulan Juni 2017 tercatat sebesar 9329,”ujarnya.

Terkait kredit perbankan di Kalimantan Tengah, pada Mei 2017, masih didominasi oleh kredit di sektor pertanian dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 45,38 persen dan 13,52 persen. Dengan total nominal kredit di sektor pertanian dan perdagangan pada Mei 2017 masing-masing sebesar Rp 18,29 triliun dan Rp 5,44 triliun.

Selanjutnya, sebagian besar kredit perbankan di sektor utama Kalimantan Tengah mengalami peningkatan di Mei. Peningkatan tertinggi dialami oleh kredit di sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 1,31% (mtm). “Tingginya pertumbuhan kredit sektor-sektor tersebut sejalan dengan kondisi pertumbuhan di industri pengolahan yang cenderung tinggi pada beberapa waktu terakhir,”tuturnya.

Diakuinya, rencana pembangunan pabrik pengolahan CPO baru di beberapa perusahaan besar, juga turut memberikan andil peningkatan kredit perbankan di sektor industri pengolahan. Dari sisi kualitas pembiayaan sektoral, kredit di sektor pertambangan memiliki tingkat kualitas kredit yang paling rendah dibandingkan sektor lainnya.

Masih menurut Wuryanto, NPL kredit di sektor pertambangan pada  Mei sebesar 38,22 persen. Adanya penurunan aktivitas pertambangan menyusul pelemahan harga komoditas tambang di pasar global dalam beberapa tahun terakhir menjadi faktor utama kondisi tersebut. “Di sisi lain, kualitas kredit perbankan di sektor keuangan dan pertanian menjadi yang paling baik di antara sektor lainnya, dengan tingkat NPL masing-masing sebesar 0,00 persen dan 0,16 persen,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis : Tiva Rianthy

Editor   :  Agus Salim

Foto     : Liputan6.com

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.