Tumbuhkan Kembali Bibit-Bibit Ulama di Kalsel

0

HARI lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-91 yang digandeng dengan peringatan haul KH Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) yang ke-40 digelar besar-besaran PWNU Kalsel, Sabtu (11/2/2017).

DALAM peringatan tersebut tampak hadir Ketua Umum PBNU, Prof DR KH Said Aqil Siradj yang kemudian memberikan sambutan panjang lebar tentang ke-Nu-an.

Di antara sambutannya, Said Aqil yang mengaku 13 tahun menimba ilmu di Timur Tengah tersebut mengungkapkan bahwa ulama-ulama besar di Timur Tengah tidak ada yang menggabungkan nasionalis dengan Islam. “Hanya KH Hasyim Asy’ari yang menyatukan itu. Beliau sudah melakukan itu di tahun 1916,” ungkap KH Aqil.

Ia mengungkapkan hingga kini, Timur Tengah yang terus bergejolak, disebabkan ketidak harmonisan antara nasionalis dengan Islam. Akibatnya, ribuan bahkan jutaan manusia menjadi korban.

Senada dengan ucapan KH Aqil, KH Ahmad Zuhdiannoor yang didaulat menjadi penceramah dalam acara tersebut mengajak umat Islam untuk mensyukuri keberadaan ulama yang berkat jasa-jasa mereka, Islam berfaham Ahlussunnah Waljamaah tegak di Indonesia.

Dengan mengingat pentingnya keberadaan ulama, Guru Zuhdi –akrab ulama ini disapa- mengimbau kepada umat Islam khususnya di Banjarmasin agar berjuang untuk menumbuhkan bibit-bibit ulama-ulama, terlebih di pesantren-pesantren.

“Fakta di lapangan, kitab dibaca di pesantren tapi tidak sampai tamat, santrinya sudah lulus,” ujar Guru Zuhdi. Akibat “sistem pembelajaran” yang seperti itu, akhirnya mengeluarkan alumni-alumni yang tidak berkompeten.“ Buktinya, sudah 7 tahun di pesantren, membaca Alqur’an tidak fasih,” sambung Guru, mengungkapkan fakta alumni pesantren di lapangan. Peningkatan “sistem pembelajaran” tersebut merupakan pekerjaan rumah yang mesti dibenahi. Sebab, dengan berilmu mudah menjalani hidup.

Dalam acara yang digelar di lapangan terbuka tersebut, tampak hadir sejumlah tokoh, di antaranya Bupati Banjar KH Khalilurrahman, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura KH Hasanuddin Badruddin, Mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin, dan sejumlah tokoh lainnya.

Sementara itu, panitia pelaksana H Noor Fahmi mengungkapkan, peringatan hari lahir NU ke 91 ini adalah kali pertama digelar secara besar-besaran. Karena itu, menurut Kepala Kanwil Kemenag Kalsel tersebut, tentu banyak terdapat kekurangan di berbagai sisi. Sebagai panitia penyelenggara, dia mengungkapkan permohonan ampun dan maaf atas kekurangan-kekurangan tersebut. “Semoga di tahun-tahun yang akan datang, akan lebih baik,” harapnya.(jejakrekam)

Penulis : M Bulkini

Editor  : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.