Rombongan Manusia Hitam Berjalan Di Keramaian Banjarmasin, Kenang Tragedi Jumat Kelabu

0

KENANG peristiwa kelam tragedi Jumat Kelabu, Sanggar Titian Barantai (STB) Uniska menggelar aksi teatrikal, di depan gedung eks Mitra Plaza, Jalan Pangeran Antasari, Rabu (22/5/2024).

NAMPAK peserta aksi seluruhnya mengenakan atribut hitam, tubuh hingga wajah pun tak luput mereka cat hitam, dengan memberikan sedikit aksen warna merah.

Aksi ini pun dimulai dengan berjalan dari titik awal di kawasan gedung eks Mitra Plaza menuju Jalan Pangeran Samudra, Banjarmasin Tengah.

BACA: Menolak Lupa Jumat Kelabu, Sanggar Titian Barantai Refleksikan Peristiwa Kelam

Dalam perjalanannya, tak jauh dari sekitaran kawasan Jembatan Antasari, di ruas Jalan Pangeran Samudra. Rombongan aksi membentangkan spanduk dengan kalimat ‘Menolak Lupa Tragedi Jumat Kelabu, 23 Mei 1997’.

Tak hanya itu, mereka juga menabuh gendang, yang membuat suasana seakan mencekam. Para peserta aksi pun, yang didominasi perempuan itu pun terkapar. Tak lama, aksi teatrikal itu pun usai.

Aksi itu digelar tanpa dialog sama sekali. Hanya gerak dan suara-suara tanpa harmoni yang terdengar.

BACA JUGA: Menolak Lupa Tragedi Jumat Kelabu, Mahasiswa Gelar Aksi Teatrikal di Belakang Hotel A

Ketua Umum STB Uniska Banjarmasin, M Riko Fakhrurozi mengatakan, aksi teatrikal yang dilakukan ini adalah bentuk upaya merawat ingatan.

Mengingatkan ke warga Banjarmasin, bahwa pernah terjadi tragedi kelam dulunya di Kota Seribu Sungai ini. “Melalui aksi itu, kami juga ingin mengingatkan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan. Toleransi, serta saling menghargai antar sesama,” ucapnya.

Dia berharap, di masa yang akan datang kejadian seperti ini tak akan lagi terulang. “Bukan maksudnya membongkar luka lama, namun kita di sini hanya ingin merawat ingatan,” tuturnya.

“Disamping juga memberikan pengajaran kepada tiap anggota baru setiap tahunnya,” tandasnya.

BACA LAGI: Dari Buku Amuk Banjarmasin (1997) : Tragedi Kerusuhan Jumat Kelabu, Kampanye Golkar ‘Dikudeta’

Disinggung mengapa tak ada dialog atau penyataan sikap dalam aksi itu, jawaban datang dari ketua pelaksana kegiatan, Noor Khalifah.

Dia mengatakan, karena tragedi yang terjadi itu masih abu-abu. “Jadi, kami hanya menampilkannya hanya dengan gerakan, kita tidak bisa menggambarkan secara langsung bagaimana kejadian itu dulu,” ungkapnya.

Kemudian terkait dengan peserta aksi sendiri, ia menuturkan ada sekitar 23 orang yang menjadi pemeran teatrikal. “Mereka semua mahasiswa baru,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.