SYIRIK KHAFI DAN SYIRIK JALI

0

Catatan: Hajriansyah

MEMPELAJARI ilmu Tauhid itu sesuatu yang wajib, sebagaimana firman Allah SWT, Maka ketahuilah sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah (Q.S. 47:19).

ILMU tauhid berguna untuk menghilangkan syirik.

Syirik itu terbagi dua, yang pertama tampak jelas dan nyata, sebagaimana disebutkan oleh al-Ghazali beserta klasifikasi turunannya.

Yang kedua, tersembunyi dan samar, yang ia berkaitan dengan segala bentuk ciptaan yang menguasai atau berpengaruh atas segala nafsu, yang mendinding dari mendapatkan anugerah dari zat yang gaib.

Maka ia disebut syirik khafi (yang samar) karena jauhnya ia daripada kehadiran Kesucian, dengan pandangan indrawi (yang mendinding itu).

Setiap hamba yang Salik (yang berjalan kepada Allah), zat, sifat dan perbuatanmu adalah syirik khafi, tempat terbitnya prasangka dan ilusi yang tsabit. Seperti derajat-derajat dan kedudukan yang segeranya dapat hilang. Demikian kata Syekh Ibnu Ruslan.

Maka, jika seseorang mampu menghilangkan segala pemusatan pada yang selain Tuhan, niscaya ia membangun tauhidnya dengan ilmu ilahiah ini yang menghilangkan syirik tersebut.

Hal ini akan menghindarkannya pula dari prasangka dan khayalan (ilusi).

Dan tidak akan tampak nyata ketauhidan itu, kecuali dengan mengambil jarak atau menghilangkan dari memandang diri dan segala yang lain daripada Tuhan. Niscaya engkau memandang semuanya itu hakikatnya daripada Allah SWT.

Seperti firman-Nya, Dan Allah menciptakanmu dan apa-apa yang kamu lakukan.

Demikian pentingnya ilmu tauhid, meng-Esa-kan Tuhan ini bagi seorang salik, agar dengan itu ia dapat keluar dari menyekutukan-Nya–secara zahir maupun batin. Syirik khafi, yang tersamar di dalam diri seorang salik, adalah lebih berat daripada syirik jali (yang nyata), karena begitu samarnya hingga seringkali seorang tidak menyadarinya.

(Disarikan dari Risalah Fathur Rahman Bisyarhi Risalatil Waliyyir Ruslan, karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari)(*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.