USAI tayang perdana pada 26 Oktober 2023, ternyata film yang mengangkat kota gaib di Kotabaru, Kalimantan Selatan berjudul Saranjana: Kota Gaib laris manis di pasaran.
TERBUKTI pada hari ke-4 pemutaran film bergenre horor dan petualangan garapan sutradara Johansyah Jumberan itu sudah ditonton 259.751 orang di jejaring bioskos di Indonesia. Film berdurasi 98 menit dengan rating remaja ini menceritakan perjalanan band Signifikan dari Jakarta saat tur konser ke Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sang vokalis band, Shinta Adinda Azani menghilang secara misterius. Setelah mencari informasi, anggota band lainnya menyakini bahwa Shinta berada di Saranjana. Sebuah kota gaib yang dipercaya warga lokal sebagai kota gaib modern dan maju.
Dalam kurun 7 hari, mereka pun harus melakukan petulangan yang penuh kejadian horor dan mistis memasuki Kota Sarajana guna membawa sang vokalis kembali. Film ini menjadi prosuder adalah Johansyah Jumberan sekaligus dan Victor G Pramusinto. Sedangkan, Johansyah Jumberan sebagai penulis nfilm sekaligus sutradara.
BACA : Wilayah Kota Gaib Saranjana, Fakta Bukan Mitos (1)
Selain film Saranjana: Kota Gaib yang kini tengah viral, Johansyah Jumberan sendiri telah menjadi prosedur sejumlah film. Di antaranya Catatan Akhir Kuliah (2016), Gas Kuy (2021), Love Reborn: Komik, Musik & Kisah Masa Lalu (2018) dan The Chocolate Chance (2017).
Sejumlah bintang muda nasional dan selegram lokal tergabung dalam film Dhf Entertaiment yang juga bertindak sebagai distributor seperti Adinda Azani, Ajeng Fauziah, Lutfhi Aulia, Ananda George, Mouris Sam, Betari Ayu, Irzan Faiq, M Adhiyat, Gusti Gina, Alvaro Axela, Ahmad Pule hingga Casell Velliz.
BACA JUGA : Saranjana, Ethnic State Suku Dayak Samihim; Sebuah Hipotesa Awal (3-Habis)
Trailer dan rating film Saranjana; Kota Gaib di Aplikasi Box Oficce Cinepoint. (Foto Tangkapan Layar)
————
Menariknya, justru soundtrack film Saranjana: Kota Gaib ini digarap grup band asal Banjarmasin Jef Banjar dimotori Jefry Tribowo (keyboard dan produser musik), Benn Irwansyah (gitar) dan deretan vokalisnya; Winda Aldina, Niluh Wedhani dan Shouma Hadzir.
BACA JUGA : Film Jendela Seribu Sungai dan Seberapa Banyak Penggunaan Bahasa Daerah; Banjar
“Film Saranjana: Kota Gaib ini sangat bagus. Apalagi, syutingnya mengambil lokasi beberapa kota seperti Kandangan dengan sedikit cuplikan pemakaman di bawah air di Nagara (Hulu Sungai Selatan). Film ini benar-benar mengangkat budaya Kalsel, semua hantu Banjar ada ditampilkan, bahkan ada bahasa Banjar. Hingga saat ini, penonton di bioskop sudah tembus 500.119,” komentar Rizky Algifari, warga Kandangan dan penikmat film pada akun facebooknya dikutip jejakrekam.com, Minggu (5/11/20230.
Rahmah, warga Handil Bakti, Batola juga mengaku tertarik untuk menonton film Saranjana: Kota Gaib yang tengah viral bersama rombongan emak-emak muda komplek ke Kota Cinema Mall (KCM), Jalan Belitung Darat, Banjarmasin.
“Lagi viral di Instagram, makanya kami penasaran untuk segera menonton. Apalagi, ada bintang film juga asli Banjar dan dialog dalam bahasa Banjar. Dibandingkan dengan film Jendela Seribu Sungai (JSS) tidak menarik ceritanya untuk ditonton, karena kurang promosi,” tutur Rahmah kepada jejakrekam.com, Minggu (5/11/2023).
BACA JUGA : Jauh dari Kata Balik Modal, Digempur Persaingan Film JSS Sepi Penonton Bioskop
Dengan membayar tiket masuk ke bioskop hanya Rp 50 ribu pada akhir pekan di KCM, Rahmah mengatakan jauh lebih murah dibanding nonton film di Duta Mall Banjarmasin, pusat perbelanjaan modern terbesar di eks ibukota Provinsi Kalsel. “Kalau di Duta Mall, bisa mahal Rp 75 ribu. Lebih seru kalau nonton rame-rame,” ucap Rahmah.
Pengamat ekonomi kreatif Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel, Syaipul Adhar mengakui film bergenre horor seperti Saranjana; Kota Gaib lebih disukai masyarakat karena menangkap selera pasar, dibandingkan drama seperti Jendela Seribu Sungai (JSS).(jejakrekam)