Digarap Tahun Depan, Pemkot Siapkan Rp 40 Miliar Untuk Pembebasan Lahan Program NUFreP

0

PROGRAM normalisasi sejumlah sungai di Banjarmasin, yang merupakan proyek National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) dipastikan akan dimulai tahun depan.

DIGARAP oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, pelaksanaanya akan didukung dengan pendampingan oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri.

Namun saat ini Dinas PUPR Kota Banjarmasin tengah fokus terhadap pembebasan lahan, diantaranya Sungai Bilu, Sungai Gardu, Sungai Pekapuran dan Sungai Veteran.

Kepala Bidang Sungai (Kabid) Dinas PUPR Banjarmasin Hizbul Wathony mengungkapkan, pembebasan lahan yang sudah dibayarkan baru di kawasan Sungai Bilu dan Sungai Gardu. “Sekitar Rp 10 miliar lebih sudah dibayarkan,” ucapnya.

BACA: Fenomena Pampangan Ilung, Bukan Normalisasi, Restorasi Sungai di Banjarmasin Patut Dikedepankan

Pembayaran selanjutnya akan dilakukan di akhir tahun mendatang, sekitar Rp 20 miliar digelontorkan untuk kawasan Sungai Pekapuran, Sungai Guring termasuk Sungai Veteran.

Adapun pembebasan lahan di Sungai Veteran itu terdampak pada Pasar Kuripan dan Halaman D’master hingga belakang Taher Square, atau Klenteng Soetji Nurani. Namun pembebasan di kawasan tersebut tidak secara keseluruhan sesuai kebutuhan untuk pelebaran sungai.

Tentunya terkait pembebasan lahan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak yang terdampak tersebut. “Untuk Pasar Kuripan sudah kita koordinasikan dengan dinas terkait. Sementara D’master sudah deal. Cuman belum dilakukan pembayaran,” ungkapnya.

Wathony memperkirakan, pembebasan lahan untuk di kawasan Sungai Veteran sudah berkontrak atau bisa dilakukan awal tahun mendatang. Total anggaran keseluruhan pembebasan lahan untuk normalisasi sungai dalam penanggulangan bencana banjir pada sejumlah titik itu, anggarannya diperkirakan sekitar Rp 40 miliar.

BACA JUGA: Sebar 10 Pompa Air, Dinas PUPR Banjarmasin Janji Anggaran Normalisasi Sungai Lebih Besar

Dari pembebasan lahan itu, akan dibangun rumah pompa dan pintu air di Tahun 2024 mendatang di tiga titik, yakni di muara Sungai Pekapuran, muara Sungai Bilu dan muara Sungai Gardu yang langsung berhubungan ke Sungai Martapura.

“Mudah-mudahan tiga lokasi itu di tahun depan sudah bisa kelihatan, paling tidak pengaturan air di jalan kota bisa maksimal,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman juga menuturkan, bahwa sebagian besar pemilik bangunan yang terdampak pembebasan ini telah menerima. “Tentu ini menjadi percepatan dalam proyek normalisasi,” ungkapnya.

Ikhsan menyebut, tinggal Taher Square dan Klenteng Soetji Nurani yang saat ini masih dalam tahap pembicaraan. “Mereka akan terkena namun sebagian saja, mungkin di beberapa bagiannya. Kita mau melakukan penggantian apabila bukti kepemilikan itu terbukti,” tandasnya.

BACA LAGI: Tangkal Banjir Banjarmasin Tak Bisa Hanya Andalkan Program Normalisasi Sungai Veteran

Sebagai informasi, Banjarmasin sendiri digelontorkan Rp 1 triliun yang dibagi dalam 10 program. Rinciannya normalisasi dan penataan Sungai Veteran sepanjang 3,5 kilometer, Sungai Sutoyo S (Teluk Dalam) sepanjang 3,5 kilometer, Sungai A Yani dan Sungai Guring masuk wilayah Sungai Pekapuran dengan panjang 3,2 kilometer dan 3,8 kilometer Sungai Guring, hingga, pembangunan Bendungan Riam Kiwa menampung 80 juta meter kubik (m3) dalam skema jangka pendek.

Sedangkan yang masuk jangka menengah ada 7 wilayah penanganan genangan (WPG), yakni Sungai Handil Halinau, Sungai Basirih, Sungai Kelayan Kecil, Sungai Simpang Layang, Banyiur, Sungai Kuin dan Sungai Andai. Termasuk, normalisasi sungai dan penataan kawasan Sungai Jafri Zamzam yang terkoneksi ke Sungai Sutoyo S (Teluk Dalam).

Berikutnya, ada empat program jangka panjang digarap Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, mencakup pembangunan siring di Sungai Martapura sepanjang 5,1 kilometer, normalisasi Sungai Tatah Belayung, sudetan Sungai Martapura sepanjang 26 kilometer dan lebar 20 meter melalui Sungai Tabuk hingga pertemuan Sungai Barito di Desa Aluh-Aluh dan pembangunan floodway (sungai rintisan) dengan long strotage 1,5 juta meter persegi, proyek ini digarap selama lima tahun sejak 2023-2027.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.