Fenomena Dunia, Literasi Digital Anak Muda Disebut Masih Rendah

0

PUBLIC Affairs Officer US Consulate General Surabaya, Angie Mizeur, menyampaikan bahwa dunia tengah mengalami fenomena di mana literasi digital kalangan anak muda masih terbilang rendah.

DIA menjabarkan, rendahnya literasi digital tidak cuma mendera negara berkembang. Melainkan juga terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada pembukaan kegiatan penguatan kecakapan digital untuk kaum muda Indonesia Timur di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan yang dilaksanakan secara daring, Sabtu (2/10).

“Apa yang saya sampaikan tersebut, mengutip hasil riset Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) yang mana disebutkan bahwa anak-anak masih sulit membedakan informasi yang benar dan disinformasi,” katanya.

Kegiatan penguatan kecakapan digital untuk kaum muda Indonesia Timur tersebut diselenggarakan Japelidi bekerja sama dengan US Consulate General Surabaya yang akan berlangsung selama 6 bulan, mulai dari 15 September 2021 hingga 28 Februari 2022 mendatang.

Perwakilan Kementrian KPPA, I Gusti Agung Putri Astrid Kartika yang saat itu juga menjadi pembicara mengatakan, bahwa anak muda seringkali lupa dengan apa yang dimiliki oleh daerah.

“Anak muda seringkali melihat keluar (budaya luar) dan cenderung ingin meniru budaya tersebut sehingga mereka seringkali terjebak informasi palsu,” katanya.

Padahal menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan justru itu yang harus digali untuk disebar luaskan.

Pembicara lain, Tenaga Ahli Menteri Kominfo, Devie Rahmawati mengatakan, bahwa negara terus memacu peningkatan pemerataan infrastuktur digital berupa “jalan tol” sinyal yang dipercepat 10 tahun dari 2032 menjadi 2022, sudah akan terwujud.

“Ketika “digital divide” selesai dengan pembangunan BTS, cyber optic dan sebagainya, maka tantangan berikutnya adalah “man-divide” dari aspek literasi digital,” katanya.

Karena itulah, ujarnya, pemerintah mendukung penuh program Japelidi di Indonesia Timur yang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas SDM di era digital.

“Japelidi juga telah banyak membantu pemerintah, khususnya menyusun bukan hanya materi modul, tetapi juga aktif melakukan sosialiasi dan edukasi ke akar rumput, membekali publik dengan materi-materi dasar literasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, Japelidi merupakan salah satu ekosistem yang paripurna dari kolaborasi dan kolabor-aksi seluruh elemen masyarakat dalam program literasi digital.

“Anak muda diuntungkan dengan kreatifitasan mereka dan juga aksi movement yang sering mereka lakukan. Program ini diharapkan mampu menjadi program yang ramah dengan anak muda,” demikian Devie Rahmawati. (jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.