36 Jam Pencarian, Jasad Santri yang Tenggelam di Sungai Martapura Ditemukan

0

MEMAKAN waktu sekitar 36 jam,  pencarian santri Pondok Pesantren Al Ihsan Kecamatan Banjarmasin Tengah, yang tenggelam di Sungai Martapura, Jumat (1/1/2021) lalu, akhirnya ditemukan.

SANTRI
yang memiliki nama lengkap Afrizal Ahmat Bhahari itu ditemukan pukul 02.50 WITA, Minggu (3/1/2021) dinihari. Saat sedang dievakuasi oleh petugas, jasad santri malang tersebut ditemukan sudah tak bernyawa.

Dari keterangan relawan yang melakukan penyisiran, korban berhasil ditemukan masih di Sungai Martapura, tepatnya di kawasan Siring 0 Kilometer Banjarmasin.

BACA : Santri Yang Tenggelam Belum Ditemukan, Orang Tua Korban Turun Tangan

“Nah, untuk korban tenggelam sudah ditemukan di dekat Siring 0 Kilometer,” ucap salah seorang relawan, dalam video pendek yang beredar di media sosial.

Berdasarkan data yang diterima jejakrekam.com, jasad Afrizal ditemukan pada koordinat pada koordinat 03°18’43.17″S 114°35’37 78″E  -+ 2 KM ke arah hilir dari LKK.

Jasad Afrizal kemudian langsung dievakuasi untuk dilakukan visum di Ruang Pemulasaran Jenazah RSUD Ulin Banjarmasin.

Kabarnya, jasad santri berusia 15 tahun tersebut bakal dibawa pulang keluarga ke Tangerang, Banten tempat asalnya, untuk kemudian dimakamkan.

BACA JUGA : Ingin Belajar Renang, Santri 15 Tahun Tenggelam Di Sungai Martapura

Sebelumnya, seorang anak yang nekat bercebur tanpa pelampung tenggelam di Sungai Martapura, Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Jumat (1/1/2021) sore.

Dari informasi yang dihimpun, anak berusia 15 tahun yang memiliki nama lengkap Afrizal Ahmat Bhahari tersebut rupanya tidak bisa berenang. Ia juga diketahui merupakan santri di Pondok Pesantren Al Ihsan Banjarmasin.

Keterangan saksi, berusia 14 tahun Lukman, yang merupakan teman sebaya korban, awalnya bocah tersebut berniat hanya ingin belajar berenang.

“Dia mau belajar berenang. Tapi saya bilang jangan dulu karena belum bisa berenang,” terangnya.

Selain itu, Lukman juga mengaku sempat menasihati Afrizal agar memakai pelampung untuk membantu korban belajar berenang. Namun, kata dia, korban tak menghiraukan nasihatnya tersebut.

Sebelum tenggelam, Lukman bercerita bahwa korban masih sempat terlihat menampakkan kedua tangan. Bahkan ia juga mengaku sempat menggenggam tangan korban.

Tetapi karena derasnya arus sungai, korban sulit untuk tertolong.

“Setengah jam tadi kami berenang. Dia belum mahir berenang, sebelum tenggelam saya sempat melihatnya, namun tidak berapa lama, ia tidak kelihatan lagi,” jelasnya.

Sejumlah relawan, tim SAR, Tagana maupun warga setempat tengah berdatangan untuk membantu mencari Afrizal. Beberapa armada klotok pun dikerahkan untuk pencarian korban. Pencarian cukup terkendala, akibat air sungai pasang tinggi, dengan warna cukup pekat.(jejakrekam)

Penulis Riki dan Sirajudin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.