Pakar Politik ULM Minta ‘Nuansa Pilpres’ Jangan Sampai Terulang di Pilkada

0

DIREKTORAT Intelkam Polda Kalimantan Selatan menghelat program diskusi kebangsaan, menyikapi Pilkada Serentak di Kalsel, Jum’at (4/12/2020) di Swiss Belhotel Borneo Banjarmasin.

ADA sederet tokoh dan akademisi yang hadir dalam momen diskusi tersebut. Salah satunya, Dosen FISIP ULM, Taufik Arbain.

Taufik mengingatkan nuansa kebatinan di ajang pemilihan presiden (pilpres) 2019 jangan sampai terulang di pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun ini.

“Kita harus belajar dari pilpres tahun lalu, di mana masyarakat begitu mudah dibenturkan hingga melakukan perbuatan kontraproduktif dan diadu domba rasa benci sesama anak bangsa,” ucap Taufik.

Untuk itulah, kata dia, dalam momen pilkada serentak yang sudah di depan mata dingatkan dia agar masyarakat dapat membangun nuansa kebangsaan dalam konteks berbasis sosial budaya.

Bukan sebaliknya, seperti pilpres lalu kelompok radikal sangat mudah menyebarkan hoaks untuk menyusup kebatinan rakyat, sehingga dengan mudahnya bersikap intoleran terhadap orang lain dan sebagainya.

Ditegaskan Taufik, nilai keagamaan yang menjadi budaya di Kalimantan Selatan terbukti telah menjadi perekat dan pedoman agar masyarakat tidak melakukan perbuatan sia-sia.

Bahkan, dalam sejarah Kesultanan Banjar pada kepemimpinan Raja Banjar pertama Sultan Suriansyah, konsep sosial kultural sudah melekat sehingga semua masyarakatnya bisa menghargai umat lain, menghargai agama lain dan menghargai suku-suku lainnya itu.

“Jadi, Bhinneka Tunggal Ika sudah terbangun jauh sebelum bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Sehingga semangat persatuan ini harus terus dijaga termasuk ketika pilkada,” pungkas Doktor Manajemen dan Kebijakan Publik jebolan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Sementara itu Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Kalimantan Selatan (DPW IPI Kalsel), KH. M. Mukri Yunus menyerukan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan umat demi terciptanya kehidupan masyarakat yang tentram, aman dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Khususnya di Provinsi Kalsel yang pada Rabu (9/12/2020) mendatang akan melaksanakan Pilkada 2020,
menurut Mukri Yunus tanpa mengesampingkan faktor ideologi politik dan ekonomi serta budaya, faktor keamanan adalah hal yang utama menciptakan suasana yang kondusif, sebab jika keamanan sudah terjamin membawa ketenangan kepada masyarakat.

“Dan jika sudah tenang akan bisa menjalankan aktivitas sehari-hari baik itu hubungan dengan Allah Habluminanallah dan  hubungan dengan manusia  Habluminanna”, ucapnya

Di era teknologi digital dimana media sosial (medsos) sangat berperan bermunculan isu negatif yang berpotensi memecah belah masyarakat melalui perang mental, menjelang pelaksanaan Pilkada yang hanya menyisakan hitungan hari itu, Mukri Yunus menyimpulkan terutama mengantisipasi isu negatif tak lain kembali pada aturan agama, khususnya umat Islam untuk menjadi warga negara yang baik.

“Tugas kitalah untuk menyejukan dan mendamaikan masyarakat sehingga Pilkada di Kalsel berjalan aman lancar dan kondusif” tutup Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jorong, Kabupaten Tanah Laut, itu kepada wartawan. (jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.