‘New Normal’ di Tengah Pandemi Harus Segaris Lurus Penurunan Kasus Covid-19

0

JELANG berakhirnya status darurat nasional akibat virus Corona, Pemerintah Pusat melalui Presiden Joko Widodo meminta masyarakat bersiap untuk menjalani ‘new normal’ atau hidup normal baru di tengah pandemi Covid-19.

RENCANA tersebut akan mulai dijalankan pemerintah pada 1 Juni 2020 mendatang. Hal itu diambil setelah status darurat bencana yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan berakhir pada 29 Mei 2020.

Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat asal Uniska Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Meilya Farika Indah, apabila pemerintah ingin menjalankan ‘new normal’ maka hal yang paling penting diperhatikan yakni sudah terdapat penurunan kasus baru.

BACA : PSBB Banjarmasin Jilid 3 Belum Diputuskan, Warga Diminta Biasakan Diri Dengan ‘New Normal’

Namun, faktanya saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia menurut data terakhir covid19.go.id pada Senin (25/5/2020) yang diakses jejakrekam.com pukul 19.00 Wita mencapai 22.750 orang.

Di Kalimantan Selatan sendiri, jumlah orang terpapar virus asal Wuhan tersebut hingga hari ini pukul 16.00 Wita berdasar data GTPP Covid-19 Kalsel mencapai 603, dengan Banjarmasin yang mendominasi sebesar 226 kasus.

“Jika ingin menerapkan new normal pada awal Juni, kedisiplinan masyarakat harus dipastikan dulu. Tetapi berkaca pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penegakannya yang tidak tegas membuat masyarakat tidak disiplin,” kata Meilya saat dihubungi jejakrekam.com, Senin (25/5/2020).

Selain itu, menurut akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB ini, sarana dan prasarana kesehatan seperti wastafel, hand sanitizer, thermo gun, penyemprotan disinfektan secara rutin harus dipastikan siap di setiap tempat-tempat keramaian publik.

“Dan masyarakat harus wajib menggunakan masker saat berada di luar dan menjalankan protokol kesehatan lainnya,” jelasnya.

BACA JUGA : Hanya 10 Hari, Resmi PSBB Jilid 3 Diperpanjang Walikota Banjarmasin

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Uniska MAB ini mengatakan, aturan hidup normal baru memang harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi yang kini terus memprihatinkan.

Namun, Meilya menegaskan, semua sektor nantinya harus dipastikan siap terlebih dahulu untuk menjalankan protokol kesehatan.

“Kemungkinan (lonjakan kasus) selalu ada. Kasus ini diprediksi mencapai puncaknya di bulan Juni. Jadi sebelum menjalankan new normal, pastikan tidak ada penambahan kasus baru atau paling tidak terjadi penurunan kasus,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.