Hanya Bisa Mencacah Ilung, Pampangan Kayu Tetap dengan Pasukan Turbo

0

PAMPANGAN yang kerap menutupi sungai di Kota Banjarmasin, selalu menjadi permasalahan klasik yang tak kenal waktu dan selalu terjadi.

SEPERTI di Sungai Martapura, di bawah Jembatan Antasari maupun Jembatan Pasar Lama, pampangan yang terdiri dari tumpukan ilung, batang kayu, hingga sampah acap kali ditemui. Bahkan pampangan yang menutup aliran sungai, membuat akses lalu lintas air menjadi tersendat.

Lantas, bagaimanakah penanganan fenomena pampangan ini di Banjarmasin?

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya, belum lama tadi menjelaskan, bahwa pihaknya telah menyerahkan satu unit Kapal Weed Harvester kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin. “Jadi kami serahkan alatnya. Kalau operator dan lainnya serta penggunaanya dari Pemerintah Kota Banjarmasin,” katanya.

BACA: Bertumpuk, Pampangan Bawah Jembatan Pasar Lama Tutup Akses Lalu Lintas Air

Dimana ia menyebutkan, jika pengajuan kapal Weed Harvester sudah diajukan sejak 2016. Namun baru, bisa direalisasikan pada akhir Tahun 2023 tadi.

Menurutnya, untuk penanganan pampangan di Sungai Martapura merupakan upaya terakhir. Paling efektif jika mencari asal pampangan ini. “Perlu ditangani dari Hulu, kalau sudah di Hilir sudah susah. Karena berbagai macam yang masuk. Seharusnya, bisa digunakan untuk penanganan sampah. Tapi melihat kondisi seperti ini jelas kapal ini memang dibutuhkan,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sumardiyah mengatakan, pihaknya sudah melatih operator. Sedangkan kapal Weed Harvester sudah dioperasikan di kawasan Pasar Lama Banjarmasin.

“Untuk sungai di Banjarmasin yang masih mengandalkan pasang surut, Weed Harvester hanya bisa bekerja optimal itu pada saat jeda pada peralihan antara pasang dan surut. Nah, di saat itulah mungkin 1 jam hingga 1,5 jam bisa mengoptimalkan,” bebernya di Balai Kota, Kamis (1/2/2024).

Ia menjelaskan, kapal jenis ini fungsinya untuk mengangkat dan mencacah ilung. Jika bukan ilung seperti sampah yang ada di sungai saat ini maka akan sulit. “Kalau sekarang yang datang tak hanya ilung, ada dahan pohon, ranting bambu, dan sampah rumah tangga,” katanya.

BACA JUGA: Pampangan Kembali Serbu Jembatan-Jembatan Di Sungai Martapura

Solusinya, Suri menerangkan akan memaksimalkan Pasukan Turbo yang ada di Dinas PUPR Kota Banjarmasin, dan juga bantuan tenaga dari BWS Kalimantan III.

Selain itu kapal sapu-sapu juga tidak optimal. Apalagi, fungsinya hanya sebagai pendorong pampangan. “Saat ini kapal sapu-sapu masih dalam tahap perawatan. Jadi hanya Weed Harvester dan pasukan turbo,” jelasnya.

Pampangan ini ditegaskan oleh Suri harus ditangani. Bukan tanpa alasan. Menurutnya, ini untuk mengendalikan daya rusak air tanah. Selain itu untuk mengendalikan pasang surut agar aliran air lancar.

“Kalau terjadi penumpukan, dikhawatirkan jika akan terjadi endapan. Nah itu yang penting yakni mengendalikan daya rusak air. Apalagi, mengendalikan pasang surut dan juga yang paling penting adalah menjaga kualitas air Sungai Martapura. Air Sungai Martapura juga digunakan sebagai bahan baku air,” katanya.

Selain kapal Weed Harvester dan pasukan turbo, pihaknya juga sudah memasang tangkap agar tidak semua pampangan tertumpuk di bawah jembatan.

BACA LAGI: Kecil Namun Canggih, Pemkot Banjarmasin Tambah Satu Unit Kapal Sapu-sapu

Ia mengakui, sekali terjadi penumpukan maka akan banyak sekali yang ditangani. Suri mencontohkan setiap kali pampangan menumpuk dengan luas 1.200 meter persegi dengan tebal rata-rata satu meter maka akan banyak sekali.

“Kalau misal sepekan, berapa banyak pampangan yang harus kami angkat?” jelasnya.

Selain solusi tersebut pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Termasuk dengan pihak Pemerintah Kabupaten Banjar.

“Di situ sudah kami diskusikan. Karena memang ini bukan Pemerintah Kota Banjarmasin saja. Tapi semua stakeholder termasuk pengusaha dan masyarakat. Harus berkolaborasi untuk menyelesaikan persoalan pampangan,” jelasnya.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.