Meski Ada Jam Malam di Banjarmasin, Tradisi Bagarakan Sahur Masih Dihidupkan

0

WALAU Banjarmasin memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang akan berakhir pada Kamis, 7 Mei 2020 mendatang, ternyata tak menyurutkan semangat kawula muda di ibukota Kalimantan Selatan menghidupkan tradisi bagarakan sahur.

TEPAT pada pukul 02.00 hingga 03.00 dinihari, anak-anak muda nekat keliling kampung seperti terlihat di kawasan Alalak Tengah dan Teluk Tiram Darat, Banjarmasin. Mereka menabuh genderang, drum dan perkusi untuk membangunkan warga untuk menyiapkan dan bersantap sahur di bulan Ramadhan nan suci ini.

Tradisi tahunan ini pun tetap dihidupkan, meski di bawah kekhawatiran pandemi virus Corona (Covid-19) yang melarang banyak orang berkumpul dan bergerombol, atau berada di luar rumah. Terlebih lagi, Banjarmasin juga memberlakukan jam malam sejak pukul 21.00 malam hingga 06.00 pagi.

BACA : Tradisi Bagarakan Sahur, Kultur Banjar Semarakkan Dinihari Ramadhan

Rupanya, para remaja kampung dan anak-anak sekolah tetap melakoni tradisi yang mungkin bakal dilarang, karena Banjarmasin cukup ketat memberlakukan PSBB.

Dengan berbekal alat musik sederhana, dari bekas galon air mineral, botol kaca dan lainnya. Ada pula yang membawa gitar akuistik, dan gendang sembari menyanyikan lagu untuk membangunkan warga untuk bangun di waktu sahur.

“Kami sengaja keliling kampung dan dari gang ke gang untuk menjalankan tradisi bagarakan sahur. Sejak pukul 02.30 Wita, kami sudah berkumpul kemudian berkeliling dengan jalan kaki,” ucap Ahmad Khair, siswa kelas 8 SMPN 4 Banjarmasin ini kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/5/2020) dinihari.

Khair menegaskan dirinya bersama kawan-kawan tergerak untuk menjalankan tradisi bagarakan sahur, tidak ada yang menyuruh apalagi memaksa. “Semua atas dasar kesadaran dan kesukaan saja,” katanya.

Menurut dia, daripada warga bangun kesiangan, lebih baik ada beberapa orang yang membangunkan dengan bagarakan sahur.

Ia pun sadar saat ini Banjarmasin tengah menerapkan PSBB yang membatasi semua aktivitas. Namun, Hair mengatakan mereka berkumpul tidak melibatkan banyak orang.

BACA JUGA : Pastikan Tetap di Rumah, Penerapan Jam Malam di Banjarmasin Dipantau Petugas Patroli

Warga Teluk Tiram, Wahyuni pun mengaku bersyukur masih ada yang menjalankan tradisi bagarakan sahur, meski saat ini Banjarmasin berada di zona merah Covid-19.

“Kami malah berterima kasih apa yang dilakukan anak-anak di kampung ini,” ucap Wahyuni.

Begitupula, Saridah, ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Teluk Tiram Darat ini mengaku terbantu dengan adanya bagarakan sahur.

“Terpenting, mereka tidak bikin gaduh, seperti membakar petasan atau melanggar imbauan pemerintah. Apalagi, Banjarmasin saat ini melaksanakan PSBB,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.