Berkubang Lumpur Demi Mengais Ikan Tersisa di Sawah Kering

0

AREAL persawahan yang kering kerontang diterpa terik mentari di musim kemarau cukup panjang tahun ini, ternyata membawa rezeki tersendiri bagi para bocah pencari ikan. Usai jam sekolah, mereka pun menyerbu sawah di tepi Jalan Lingkar Dalam Selatan, Banjarmasin.

TAMPAK ada enam bocah yang rela berkubang lumpur demi mencari ikan tersisa di sela-sela sawah yang retak. Para bocah yang kebanyakan duduk di bangku SD di kawasan Teluk Kubur, Jalan Kelayan B, Kelurahan Murung Raya, Banjarmasin Selatan.

Zainal, bocah asal Teluk Kubur ini mengungkapkan dari gubangan lumpur serta di sela sawah yang retak, biasanya ada ikan papuyu, haruan dan sepat yang masih bisa bertahan hidup.

“Habis dari pulang sekolah, saya ajak kawan-kawan untuk mencari ikan. Lumayan ada setengah ember besar ikan yang didapat,” ucap Zainal kepada jejakrekam.com, Kamis (12/9/2019).

BACA : Lama Tak Turun Hujan, Sawah di Desa Sungai Batang Alami Kekeringan

Menurut dia, ikan-ikan air tawar yang didapat itu biasanya dibawa ke rumah untuk lauk pauk. Sebagian lagi dijual untuk membantu orangtua. Mulai tengah hari hingga menjelang senja, Zainal dan kawan-kawan bergumul di bawah terik mentari, membongkar bongkahan sawah yang retak untuk mencari ikan yang tersisa.

“Untuk ikan didapat bisa kami jual setengah kilonya Rp 10 ribu. Ya, lumayan bisa dibagi untuk kami semua. Sisanya, dibawa ke rumah masing-masing,” beber Zainal.

Remaja yang kini menginjak usia 17 tahun ini mengaku hanya bisa mencari ikan di sawah sebagai mata pencaharian. Ia sendiri sudah selesai sekolah, berhenti di kelas 1 SD.

Lain lagi dengan Joni. Siswa kelas 4 SD di Murung Raya, Banjarmasin Selatan ini mengungkapkan sering membantu sepupunya, Zainal untuk mencari ikan di sawah yang kering kerontang.

BACA JUGA : Asyikin Terpaksa Percepat Panen Karena Titik Api Mulai Muncul

Joni dan kawan-kawannya tak segan berkotor ria untuk memburu ikan-ikan yang mampu hidup di tengah air yang menyusut di sawah. Menurut Joni, kebanyakan ikan itu sudah terkepung, sehingga tidak bisa lari dan mudah ditangkap.

“Tak perlu pakai alat, cukup pakai tangan sudah bisa ditangkap ikannya. Ya, lumayan dari ikan didapat bisa dijual untuk sangu sekolah,” kata Joni.

Sembari menyelam minum air, Joni dan kawan-kawan terkadang mengumpulkan barang bekas yang kerap dibuang warga ke areal persawahan. Ada beberapa bekas kotak rokok dan kardus yang dikumpulkan untuk dijual ke pengepul.

“Tapi, kami tetap cari ikan. Cari barang bekas itu hanya sampingan. Kalau ikannya sudah habis di sawah yang satu, kami pindah ke tempat lain,” kata Joni, tampak mantap berjalan kaki menelusuri areal persawahan kering serta menerabas lebatnya rumput dan padi yang mulai menguning untuk menuju pulang, ketika mentari beranjak di peraduannya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.