Ramai-Ramai Mandi ke Sungai, Air Tangki PDAM Ternyata Tak Gratis

0

KRISIS air bersih yang melanda sejumlah wilayah di Banjarmasin akibat bocornya pipa air baku milik PDAM Bandarmasih di Jalan Gubernur Syarkawi, Sungai Tabuk, membuat warga harus kembali ke sungai.  Hingga Minggu (17/2/2019), pipa distribusi air baku dari Intake Sungai Tabuk ke IPA Pramuka diperbaiki tim teknis PDAM Bandarmasih.

TERHITUNG sejak Jumat (15/2/2019) malam, air leding yang disuplai PDAM Bandarmasih untuk beberapa wilayah Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan, sebagian wilayah Banjarmasin Barat dan Utara, mengalami penurunan debit air.

Warga pun menyikapinya dengan beragam cara. Ada yang ramai-ramai membeli air galon isi ulang. Ada pula untuk keperluan mandi dan cuci pakai menggunakan air Sungai Martapura dan anak sungainya.

Hal terlihat di kawasan Sungai Baru, dekat Masjid Al Misbah. Warga memilih berhemat saat krisis air bersih melanda sebagian wilayah, akibat pasokan air leding tersendat usai bocornya pipa besar milik PDAM Bandarmasi di Sungai Tabuk.

BACA :  Air Leding Macet, Warga Banjarmasin Serbu Depo Pengisian Air Ulang

Sementara itu, warga Sungai Andai, Syahmardian mengaku cukup bersyukur karena pada Minggu (17/2/2019) sore, hujan sempat mengguyur Banjarmasin, sehingga airnya bisa dimanfaatkan.

“Kalau macet total ini sampai Senin (18/2/2019), otomatis kami akan kekurangan air bersih. Untuk keperluan sehari-hari, terpaksa menampung air hujan,” kata Syahmardian kepada jejakrekam.com, Minggu (17/2/2019).

Ia mengakui untuk mendatangi pasokan air leding yang diangkut mobil tangki PDAM Bandarmasih, ternyata tidak gratis. Menurut Syahmardian, ada harga yang harus dibayar warga untuk mendapatkan  pasokan air bersih itu.

“Saya sempat mencoba menghubungi nomor kontak person yang dimaksud, terkadang tak aktif. Kalau menyambung, agak susah diangkat. Apa mungkin karena banyak pesanan dari warga?” cecar Syahmardian.

Berdasar daftar harga air dan transportasi mobil tangki yang dirilis PDAM Bandarmasih, untuk kapasitas 3.100 M3, harganya cukup variatif. Untuk keperluan umum/sosial dalam kota dipatok seharga Rp 40.534, termasuk ongkos transportasi Rp 37 ribu plus harga air Rp 3.534.  Sedangkan, dalam kota dipatok Rp 90.534 dan pengambilan sendiri Rp 22.034.

Untuk keperluan rumah tangga pribadi dalam kota, harga air dipatok Rp 27.621 plus ongkos transportasi hingga totalnya seharga Rp 114.621. Sedangkan luar kota lebih mahal Rp 182.621, dan pengambilan sendiri ke PDAM Bandarmasih dihargai Rp 22.034.

Air leding yang dipasok bagi keperluan niaga, harganya jauh lebih mahal lagi. PDAM Bandarmasih mematok harga air Rp 41.850 per kubik, sehingga untuk dalam kota dibebani ongkos Rp 196.850. Bagi pemesan luar kota keperluan niaga seharga Rp 296.850, karena ongkos transportasi dibebani sebesar Rp 255.000.  Untuk pengambilan sendiri, PDAM Bandarmasih hanya mematok seharga Rp 119.350.

BACA JUGA :  Pengerjaan Pipa Bocor di Jalan Gubernur Syarkawi Meleset dari Rencana Awal

Sedangkan, sejumlah relawan pun memanfaatkan krisis air bersih ini dengan membagi-bagikan air leding dalam jerigen seperti terlihat di Jalan Yudhistira, Beruntung Jaya, Banjarmasin Selatan.

Sementara itu, warga Sungai Baru bersama relawan BPK Al Misbah pun terpaksa mengisi air tandon Masjid Muhammadiyah menyedot air Sungai Martapura yang tengah pasang untuk keperluan wudhu para jamaah. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.