Direktur RSUD Ulin Berteriak, Tunggakan BPJS Kesehatan Sudah Rp 60 Miliar

0

SERETNYA kondisi keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, berimbas pada pembayar klaim peserta program kesehatan itu di RSUD Ulin Banjarmasin. Tak tanggung-tanggung, tunggakan yang harusnya menjadi pendapatan bagi rumah sakit milik Pemprov Kalimantan Selatan itu mencapai Rp 60 miliar.

KONDISI ini diungkapkan Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, dr Hj Suciati kepada wartawan di Gedung Ulin Tower Jalan Achmad Yani Km 2,5 Banjarmasin, Sabtu (15/12/2018). Menurut dia, klaim pelayanan kesehatan yang seharusnya dibayar BPJS Kesehatan pada Oktober sebanyak Rp 24 miliar lebih, ditambah tunggakan pada November Rp 19,6 miliar lebih.

“Sedangkan, ada Desember ini diprediksi lebih dari Rp 20 miliar. Jadi, total tunggakan BPJS Kesehatan di RSUD Ulin sebesar Rp 60 miliar,” ucapnya.

BACA :  Diklaim Lebih Mudah, BPJS Kesehatan Terapkan Sistem Rujukan Online

Dengan kondisi itu, Suciati mengaku posisi RSUD Ulin menjadi dilematis. Satu sisi harus melayani pasien peserta BPJS Kesehatan, di sisi lainnya butuh dana operasional rumah sakit. Menurut Suciati, pada 2017, masih ada klaim yang belum dibayar lembaga penjamin kesehatan milik pemerintah itu. “Memang, jumlah tunggakannya tidak terlalu besar,” kata Suciati.

Ia mengaku sudah teriak-teriak di media massa meminta agar BPJS Kesehatan segera memenuhi kewajiban dengan membayar tunggakan klaim tersebut. “Bahkan, saya sudah layangkan surat ke BPJS Kesehatan dengan tembusan Gubernur dan DPRD Kalsel. Namun, mau apa lagi, BPJS Kesehatan di pusat beralasan defisit (keuangan),” tuturnya.

BACA JUGA :  Tambal Sulam Penyelesaian Defisit di Tubuh BPJS Kesehatan

Meski di tengah himpitan seretnya dana, Suciati menjamin pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS tetap diberi pihak rumah sakit. Namun, Suciati mengaku pihaknya harus putar otak untuk menalangi biaya operasional rumah sakit tipe A yang menjadi rujukan regional Kalimantan itu.

Suciati menyebut untuk pelayanan bagi pasien yang mengidap penyakit kanker, jantung dan cuci darah memang paling besar biaya. “Untuk biaya ketiga layanan kesehatan ini, sebanyak 30 persen merupakan klaim kami. Contohnya, untuk sekali pasang ring jatung minimal Rp 40 juta per sekali operasi,” paparnya.

Ia membandingkan dengan jenis pelayanan yang tak butuh dana besar seperti gangguan jantung. Ambil contoh, kata Suciati, seperti penanganan pasien demam berdarah untuk biaya berobat hanya berkisar Rp 1 hingga Rp 10 juta. “Itulah mengapa klaimnya pasien BPJS ini membengkak di rumah sakit,” imbuh Suciati.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.