Pelarangan Buang Sampah ke Sungai Harus Diperdakan

0

DIREKTUR Eksekutif Sekretariat Nasional Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) Captain Josrizal Zain mengimbau kepada masyarakat di kabupatem/kota di Indonesia agar tidak membuang sampah dan limbah di sungai. Mengingat, saat ini sungai menjadi tempat praktis dalam membuangan sampah dan limbah tanpa memikirkan dampak negatifnya.

JOSRIZAL Zain berharap dengan berkumpulnya ratusan bupati dan walikota se-Indonesia di Banjarmasin, menghadiri Advocacy and Horizontal Learning (AHL) ini memiliki komitmen untuk membuat peraturan daerah yang melarang masyarakat membuang sampah dan limbah di sungai. “Jadi, air itu bisa diberdayakan lebih optimal dan maksimal,” katanya.

Menurut Josrizal Zain, produksi plastik membuat ketidaknyamanan dari masyarakat di Indonesia. Apalagi, plastik ini memiliki keuntungan besar bagi perusahaan. Misalkan, air kemasan, dari bahan baku yang hanya air semestinya dibeli lebih murah, namun dijual lebih mahal dari minyak.

“Tetapi bagaimana tanggungjawab moral obligation-nya terhadap sampah yang dibuatnya, hingga menyengsarakan rakyat, sampah di drainase, jatuh ke sungai, kemudian ke muara, ke laut, hingga dimakan ikan, ikannya dimakan manusia, tentunya merusak kesehatan,” ujarnya.

BACA : Bagi Pengalaman Atasi Sampah, Walikota Ibnu Sina Beber Keberhasilan Pelarangan Kresek F

Josrizal Zain berharap, dalam pertemuan ini bisa melakukan deklarasi atau komitmen kabupaten/kota yang memiliki pelabuhan agar mengadakan perda larangan kapal-kapal yang membuang sampah dan limbah di pelabuhan.

“Saya punya pengalaman sebagai kapten kapal, jadi kalau kita berlayar di luar negeri itu, kalau kita buang sampah di pelabuhan itu mendapatkan sanksi. Jadi, diharapkan sungai-sungai bersih dan bisa untuk minum dan mandi, begitu juga pelabuhan-pelabuhan bersih,” paparnya.

Selain itu, Josrizal Zain menilai pengelola sampah maupun limbah di Banjarmasin dengan menggunakan dua sistem yang cukup baik. Di antaranya, perpipaan dan safety tank yang dianggap sudah standar.

“Kalau di Banjarmasin sudah banyak dibuat safety tank yang standar. Sehingga saat waktu pasang dan surut akan terlihat. Kemudian, diambil dan disedot lagi oleh mobil tinja hingga dibawa ke instalasi pengelolaan tinja,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.