Di Kubah Datuk H Abdusshamad Marabahan

Oleh : Nasrullah

0

JIKA ada pertanyaan, apa tujuan orang luar daerah Batola mengunjungi Kota Marabahan? Tentu jawaban utamanya adalah berziarah ke makam Datuk H Abdusshamad bin Mufti H Jamaluddin bin Maulana Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Kawasan ini dinamakan kubah yang secara fisik tidak ada bentuk kubah sebagaimana bagian atas masjid seperti parabola yang menghadap ke bawah. Namun imaginasi tentang kubah tentulah kawasan religius.

KIAN tahun makin bertambah pengunjung yang berziarah. Ada kalanya saya melihat beberapa buah mobil dengan penumpang penuh parkir di kawasan kubah. Iseng-iseng saya membuka buku tamu mengetahui identitas penziarah. Ada yang dari luar Kalimantan Selatan yakni dari Kalimantan Timur. Ada pula luar Pulau Kalimantan seperti dari Pulau Jawa, bahkan dari luar negeri.

Dengan demikian, dapatlah dikatakan “rasanya tidak ke Marabahan kalau tidak ziarah ke kubah”. Bagaimana tidak, Marabahan nyaris tak punya daya tarik sebagai destinasi wisata. Tak ada pemandangan alam yang eksotis, apalagi pusat perbelanjaan modern. Pun, tak ada permainan anak modern seperti waterboom.

Kecuali itu, tak banyak ditampilkan kawasan pemukiman di kampung Bentuk dan kampung Ngawa sebagai daerah old city kaya dengan arsitektur masa lalu. Bahkan salah satu peneliti arsitektur, menyatakan rumah tradisional di Kota Marabahan lebih tua dari perumahan tradisional Sungai Jingah Banjarmasin.

Dengan segala keterbatasan Kota Marabahan, kubah Datuk H Abdusshamad adalah pengecualian sebagai daya tarik bagi peziarah luar daerah. Menurut hemat penulis, ada beberapa hal yang membuat kubah terus dikunjungi peziarah.

Pertama, kubah Datuk H Abdusshamad semakin ramai dikunjungi seiring naiknya tren ziarah atau wisata religius. Pada mulanya adalah ziarah ke makam Syekh Muhammad Arsyad di Kalampayan. Kemudian dilanjutkan ziarah ke makam zuriat beliau, termasuk Datuk H Abdusshamad di Marabahan. Maka kubah Datuk H Abdusshamad termasuk agenda tujuan ziarah terutama warga Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah.

Kedua, faktor Datuk H Abdusshamad itu sendiri. Beliau keturunan Syekh Muhammad Arsyad dan bercampur keturunan Dayak Bakumpai. Secara genealogi, Datuk H Abdusshamad merupakan keturunan terdekat dengan Syekh Muhammad Arsyad. Semasa hidup Guru Sekumpul al-Arif Billah Maulana Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani bahkan mengunjungi Kota Marabahan untuk mengikuti haulan beliau.

Setiap tahun diadakan haulan Datuk H Abdusshamad dan dilakukan pembacaan manaqib berkaitan dengan kekerabatan, perjalanan studi di Mekkah, karamah beliau dan kiprah dakwah di Bumi Bakumpai hingga ke hulu Barito. Cara demikian menyegarkan ingatan tentang almarhum hingga ratusan tahun.

Selain itu, keturunan beliau hingga sekarang adalah generasi alim ulama atau cendekiawan muslim. Sehingga tradisi dan pengajaran Islam menjadi mata rantai sambung menyambung sepanjang masa.

Ketiga, pengelola kubah meringankan kedatangan penziarah. Parkir gratis dan bebas dari peminta-minta. Keistimewaan ini tentu menyenangkan peziarah. Meskipun uang yang dikeluarkan tak seberapa untuk parkir dan peminta-minta-jika ada- tapi angka psikologis antara membayar dan gratis akan sangat berpengaruh. Pengelola kubah juga menjaga niat pengunjung melalui tulisan “Berdoalah meminta kepada Allah, jangan meminta kepada kuburan.”

Selain itu, kebijakan pengelola kubah sangat egaliter. Siapa pun yang datang mesti melepaskan alas kaki (sandal, capal, sepatu atau terompah) di tempat disediakan. Agaknya konsep egaliter bisa dipatuhi sebagian lain, tapi tidak semua. Kasus anarkisme yang menghebohkan beberapa hari ini menjadi liputan media online memberitakan ‘tragedi sepatu’ memang sungguh disayangkan apalagi ada pihak menjadi korban. Padahal kubah adalah situs penting untuk ziarah.

Di tempat itu merupakan persemayaman terakhir para tokoh termasuk PanglimaWangkang, pejuang Bakumpai yang oleh Helius Sjamsuddin, sebagai Kuda Troya karena berani memasuki Benteng Belanda di Banjarmasin. Ada pula makam H Abdussamad Sulaiman HB, tokoh Bakumpai yang namanya harum di masyarakat Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Tragedi sepatu mengingkat kita kejadian di berbagai belahan dunia. Jidat David Becham lecet akibat terkena lemparan sepatu oleh pelatih Sir Alex Ferguson. Sepatu melayang dilempar Muntadhar al-Zaidi, wartawan Iraq kepada Presiden George W Bush di Bagdad. Sepatu kaca yang membuat Pangeran Kit mencari pemiliknya, seorang gadis idamannya, hingga ke pelosok negeri yang tak lain adalah Cinderella.

Begitu pula melalui film “Children of Heaven” dari tanah Persia yang mengguncang dunia, menceritakan perjuangan Ali agar adiknya Zahra memiliki sepatu untuk sekolah. Ali kemudian ikut lomba agar meriah juara dua demi mendapatkan hadiah sepatu demi adiknya. Namun betapa sedihnya Ali karena ia mendapat juara satu lomba lari, artinya ia tidak bisa mendapat hadiah sepatu.

Semua contoh tragedi baik nyata atau pun cerita belaka tentang sepatu bermuara pada satu hal, yakni konsep persamaan kelas atau prinsip egaliter.

Jadi, hal ini sangat universal entah ketentuan di kubah maupun di berbagai belahan dunia lain sebagaimana contoh di atas. Maka upaya indisipliner terhadap penggunaan sepatu di kawasan tersebut adalah sangat berlawanan pada konsep persamaan kelas tersebut.

Bagian akhir ini, kita diingatkan kembali bahwa keturunan Datuk H Abdusshamad juga sangat berperan penting hingga sekarang dan akan datang. HariAhad, 22 Juli 2018 dilaksanakan haul enam tahun wafatnya KH Ahmad Sibawaihi atau dikenal dengan sebutan H Bawai. Beliau adalah ulama yang tidak membuka ceramah atau pengajian guna menghadirkan jamaah dalam jumlah banyak, tetapi beliau sangat dihormati.

H Bawai adalah ulama konsultatif, semua orang dari berbagai kalangan, masyarakat biasa maupun berpangkat diterima tanpa membedakan status. Berbagai persoalan hidup dan kehidupan disampaikan dan dicarikan solusi. Dari H Bawai pun kita bisa belajar, bahwa kedudukan manusia di hadapan Tuhan adalah sama dan yang membedakannya adalah ketakwaan.(jejakrekam)

Penulis adalah Alumni Fakultas Dakwah IAIN Antasari Banjarmasin

Staf Pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi-Antroplogi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

 

Pencarian populer:Silsilah KETURUNAN Datu Abdussamad marabahan,https://jejakrekam com/2018/07/22/di-kubah-datuk-h-abdusshamad-marabahan/,silsilah datu bulan marabahan

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.