Pro-Kontra Kepengurusan PWNU Kalsel Hasil Konferwil

0

PRO kontra formasi kepengurusan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan masa khidmat 2017-2022 hasil konferensi wilayah (konferwil) di Gedung Dakwah NU Kalsel, Jalan Achmad Yani Km 12,5 Gambut, pada 22-24 Desember 2017, masih mengemuka.

PEMICUNYA adalah terbitnya formasi PWNU Kalsel yang menempatkan Berry Nahdian Furqon (politisi PDI Perjuangan) sebagai sekretaris wilayah, mendampingi Ketua PWNU Kalsel terpilih Abdul Haris Makkie. Sedangkan, di posisi katib (sekretaris) syuriah dipegang HM Syarbani Haira yang sebelumnya Ketua PWNU Kalsel mendampingi Rais Syuriah KH Muhammad Ramli, serta beberapa tokoh nahdliyin dalam formasi baru tersebut.

Untuk posisi bendahara PWNU Kalsel ditunjuk Rizqillah Suhaili, serta beberapa pengusaha lainnya seperti Winardi Sethiono dari unsur Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) serta lainnya di posisi wakil bendahara.

Menariknya, di susunan Mustasyar NU Kalsel terdapat nama Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming, Bupati Tapin Arifin Arpan, Bupati Balangan Ansharuddin, Bupati HSU Abdul Wahid, Bupati Tanah Laut Bambang Alamsyah, Bupati Banjar KH Khalilurrahman turut berada di dewan penasihat.  Selain itu, Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof DR Sutarto Hadi serta Rektor UIN Antasari Prof DR Mujiburrahman, serta nama politisi lainnya seperti Syaifullah Tamliha, Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Rudy Ariffin serta Sultan Khairul Saleh.

Guru-guru yang kharismatik di Kalsel pun berada di dewan penasihat seperti KH Ahmad Zuhdiannor (Guru Zuhdi), KH Asmuni (Guru Danau), KH Ahmad Bakhiet (Guru Bakhiet), KH Ahmad (Guru Jaro), dan KH Bahran Jamil serta KH Ahmad Supian turut tergabung dalam mustasyar NU Kalsel ini.

Menariknya, nama mantan Sekretaris PWNU Kalsel Nasrullah AR ternyata tak tercantum dalam formasi kepengurusan baru ini. Sontak saja, Nasrullah pun menilai formasi kepengurusan ini bisa saja nanti akan diveto Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“Sebab, formasi ini hanya disusun sendiri oleh Pak Syarbani Haira  (Katib Syuriah NU Kalsel). Beliaulah yang menjadi biang keroknya. Bisa saja nanti, PBNU akan memveto formasi kepengurusan PWNU Kalsel ini untuk dibatalkan,” ucap Nasrullah kepada jejakrekam.com, Jumat (26/1/2018).

Menurut Nasrullah, dalam formasi kepengurusan yang ada, terlihat jelas tak ada pengkaderan bagi NU, seperti Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kalsel Harunur Rasyid tidak termasuk dalam kepengurusan yang baru ini.

Dikonfirmasi terpisah, Katib Syuriah NU Kalsel HM Syarbani Haira enggan mengomentari tudingan Nasrullah AR. Menurutnya, masalah susunan kepengurusan NU Kalsel masa khidmat 2017-2022, bukan disusun personal namun sebuah tim formatur. “Lebih baik silakan konfirmasi lebih lanjut ke Abdul Haris Makkie selaku mandataris hasil Konferwil NU Kalsel 2017. Beliau yang lebih mengetahui dan berhak untuk memberikan tanggapan,” ucap mantan Ketua PWNU Kalsel ini.

Sementara itu, Ketua PWNU Kalsel terpilih, Abdul Haris Makkie menegaskan draft memuat nama-nama itu merupakan hasil usulan dan digodok tim formatur. “Artinya, kalau sudah disusun formatur berarti orisinil dan final. Ini juga masih berproses dan akan segera disampaikan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jadi, setelah dibuatkan surat keputusan (SK) PBNU, maka harus diterima,” tegas Haris Makkie.

Dia juga meminta agar masalah formasi kepengurusan PWNU Kalsel menyangkut susunan mustasyar, syuriah, a’wan, dan dewan tanfidziyah untuk dihormati. “Sekali lagi, penyusunan formasi kepengurusan PWNU Kalsel ini masih berproses, bukan disusun personal apalagi dikaitkan dengan Pak Syarbani Haira, tapi  disusun formatur. Ya, kita tunggu saja nanti keputusan dari PBNU soal usulan kepengurusan PWNU Kalsel ini,” tandas Haris Makkie.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Dokumentasi

 

 

Pencarian populer:penasehat n u kal sel

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.