Bangun SPAM Banjarbakula Perlu Dana Rp 387 Miliar

0

GUNA membangun dan mengoneksikan sistem pengolahan air minum (SPAM) Banjarbakula memerlukan dana yang cukup besar. Dari seluruh tahapan pembangunan, direncanakan menyerap anggaran sebesar Rp 387 miliar.

ANGGARAN ini, terbagi dalam pembangunan fase pertama dan fase kedua. Fase pertama yakni pembangunan intek di Bendungan Karang Intan Desa Sungai Alang Kabupaten Banjar, pipanisasi dan instalasi pengolaan air (IPA) Pinus. Sedangkan fase kedua, mengoneksikan antara IPA Pinus dengan pembagi di Pematang Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

“Proses pembangunan penyediaan air bersih Banjarbakula ini dimulai sejak 2013 lalu, direncanakan selesai pada 2019,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Dwi Purwanto kepada jejakrekam.com, Kamis (25/1/2017).

Ia mengatakan, sampai saat ini sudah dilaksanakan pipanisasi antara intek dan IPA Pinus sepanjang 16,8 kilometer dengan alokasi anggaran Rp 200 miliar. Pada tahun ini, dilanjutkan pembangunan fase 2. Yaitu pipanisasi dan pembagi di Pematang Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Pipa yang dibangun dari IPA Pinus ke Pematang sepanjang 20 kilometer. Untuk pembangunan fase 2 ini, dana sebesar Rp 187 miliar akan disiapkan.

“Kontrak kerjanya sampai 2019. Untuk pengerjaan selanjutnya ini menghubungkan antara IPA Pinus dengan PDAM Bandarmasih. Nanti dari sana juga dibagi ke PDAM Batola. Sedangkan PDAM Intan Banjar dan Pelaihari koneksinya ke IPA Pinus,” bebernya.

Dwi menyebut, IPA Pinus saat ini sudah berfungsi. Bahkan, katanya, sebagian penyedian air untuk PDAM Intan Banjar sudah disuplai dari IPA tersebut. Dikatakannya, IPA tersebut sudah sanggup menyediakan air bersih 400 liter perdetik.

“Hari ini (kemarin, red) sudah dilaksanakan pemasangan listrik di Intek Karang Intan. Air yang kita ambil langsung dari hulu, makanya kualitas tidak perlu diperdebatkan lagi karena sudah bagus. Memang untuk mengambil air di hulu perlu biaya besar, tapi di sistem pengolahan tidak lagi memerlukan biaya besar. Karena air sudah bersih duluan, jadi tidak memerlukan bahan kimia yang banya untuk diolah,” bebernya.

Lantas bagaimana untuk mengoneksikan ke lima kabupaten/kota yang masuk dalam program Banjarbakula? Dwi menyebut tugas pihaknya hanya sampai penyediaan air bersih. Sedangkan tugas selanjutnya, kata Dwi, tanggung jawab Balai SPAM Banjarbakula Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel. Begitupul dengan operasional spam menurut Dwi, juga diserahkan kepada balai tersebut.

Namun yang pasti, katanya, jika semua sudah beroperasi, maka PDAM di lima kabupaten/kota akan mengambil air dari sana. “Jaringan mereka sendiri akan ditutup, jadi cuma memakai dari SPAM. Masalah masing-masing PDAM dikenakan biaya atau tidak itu kewenangan balai. Tugas kami sampai selesai lalu diserahkan ke balai. Selanjutnya weweng mereka. Begitupula untuk pipanisasi ke seluruh daerah atau ke rumah-rumah, itu tanggung jawab PDAM setempat. Kami mengoneksikan ke jaringan mereka saja,” imbuhnya.(jejakrekam)  

Penulis  :Sayyidil Ahmada

Editor     :Fahriza

Foto       :BWSK II

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.