Potret Buram Koperasi di Kalsel, 768 Telah Mati Suri

0

ESENSINYA koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan, dan diakui dunia internasional sebagai badan usaha yang memiliki ciri khas gotong royong ala keindonesiaan. Namun, faktanya, koperasi tak mampu bertahan di tengah gempuran kapitalisasi usaha, termasuk di Kalimantan Selatan.

POTRET buram ini bisa tergambar dalam data perkoperasian di Provinsi Kalimantan Selatan yang masih belum menggembirakan perkembangannya. Dari 2.572 koperasi yang tercatat di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Kalsel, hanya 1.804 buah yang masih aktif. Sisanya, 768 koperasi telah mati suri. Ironisnya lagi, hanya 32 persen atau 566 buah yang mampu menggelar rapat anggota tahunan (RAT) dalam konsep pembagian sisa hasil usaha (SHU).

Kondisi ini pun diakui Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel, Gustava Yandi justru menunjukkan dari 1.804 buah koperasi yang aktif, masih minim melakukan kewajibannya untuk menggelar RAT.  “Fenomena ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk kembali menggiatkan koperasi di Kalsel. Khususnya, dalam pembinaan agar pengurus koperasi bisa menggelar RAT,” ucap Gustava Yandi kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Selasa (21/11/2017).

Ia menegaskan RAT merupakan forum tertinggi bagi koperasi dalam pengambilan keputusan serta bentuk pertanggungjawaban terhadap jalannya usaha koperasi dari para pengurus dan pengawas kepada anggota. “Dari RAT itu juga bisa mengetahui perkembangan koperasi dan hubungan usaha dengan lembaga terkait,” tutur Gustava Yandi.

Mantan Kepala Biro Keuangan Setdaprov Kalsel ini agar koperasi kembali menggeliat di daerah, terus dijalankan program pembinaan seperti memberi bimbingan teknis (bimtek) kepada pengurus dan pengawas koperasi sebanyak tiga kali dalam setahun. “Memang volume kegiatan ini terbilang sedikit. Terlebih pelaksanaannya juga terfokus sebatas koperasi di lingkungan provinsi secara bertahap sesuai kewenangan. Ya, ini mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia. Makanya, perlu sinergitas provinsi dengan kabupaten dan kota,” ucap Gustva Yandi.

Disinggung soal koperasi yang tak menggelar RAT, mantan Kadispenda Provinsi Kalsel ini menegaskan bisa saja terancam dibubarkan. Termasuk, alokasi anggaran dari Pemprov Kalsel pada 2017, untuk pembinaan koperasi masih sangat kurang berkisar puluhan juta rupiah.

“Memang kami telah mengusulkan untuk program pembinaan koperasi. Namun, patut disadari sisi kemampuan keuangan daerah, makanya itu saja yang bisa dilaksanakan,” imbuh Gustava Yandi.(jejakrekam)

Penulis : Ipik Gandamana

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Dokumentasi

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/11/21/potret-buram-koperasi-di-kalsel-768-buah-telah-mati-suri/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.