Awal Perencanaan Jembatan Mandastana Diduga Bermasalah
PENYELIDIKAN dari berbagai lembaga independent terkait ambruknya Jembatan Mandastana di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalmantan Selatan, beberapa waktu lalu, hingga kini masih belum menunjukkan titik terang.
HAL ini tentu saja menjadi pertanyaan publik. Sebab jembatan yang dikerjakan kontraktor lokal, yakni PT Citra Putra Bakumpai dengan dana mencapai Rp 17 miliar bisa ambruk. Padahal, jembatan tersebut baru berumur 1,5 tahun.
Ahli Utama Jembatan dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel, Hasan Husaini menduga telah terjadi kesalahan perencanaan yang dilakukan PT Citra Putra Bakumpai dalam menggarap proyek DAK APBN 2016 tersebut.
“Dilihat dari hasil penyelidikan tanah di lokasi jembatan, pihak perencana jembatan hanya menggunakan sounder untuk mengambil sampel tanah. Ini salahnya. Sebab, alat ini apabila bertemu dengan tanah keras sudah mentok atau berhenti sehingga tidak bisa mengetahui lapisan tanah selanjutnya,” papar Husaini.
Semestinya, lanjut dia, pihak perencana menggunakan alat bouring. Sebab ini merupakan proyek yang cukup besar dan berhubungan dengan pondasi. Tentunya alat tersebut bisa mengetahui kedalaman pondasinya.
Dampaknya, lanjut dia, akibat perencanaan yang salah karena menggunakan Sounder maka kedalaman pondasi jembatan itu hanya 40 meter. Semestinya minimal kedalamannya harus 70 meter. “Dengan robohnya jembatan itu, pihak kontraktor harus mengganti. Tentu saja harus di tempat yang berbeda, bukan di lokasi yang sama,” imbuhnya.(jejakrekam)
Penulis :Asykin
Editor :Fahriza
Foto :Didi G Sanusi