Angka Pengangguran di Banjarmasin Masih Tinggi

0

TINGKAT pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan masih tinggi, khususnya terkonsentrasi di Kota Banjarmasin. Padahal, penduduk yang termasuk usia produktif dan siap kerja itu sepatutnya mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

KEPALA Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan Selatan, Wahyudin Noor mengungkapkan di tengah persaingan global khususnya di level Asia Tenggara dengan pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan lainnya menjadi ancaman tersendiri.

“Tingkat pengangguran memang cukup tinggi di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin. Makanya, kami mendorong untuk mengembangkan usaha kecil mikro dan pekerjaan sektor informal, tak lagi mengandalkan sektor formal yang sudah makin menyempit lapangan kerjanya,” ucap Wahyudin Noor kepada jejakrekam.com, dalam acara diskusi bedah buku Jika Aku (Menjadi) Walinya Kota yang ditulis pengamat perkotaan, Subhan Syarief di Hotel Jelita Banjarmasin, belum lama tadi.

Dia menyebut angka pengangguran di Banjarmasin dari total angkatan kerja sudah mencapai 8,03 persen, sehingga perlu penanganan serius agar tak lagi terus membengkak. Sekadar diketahui dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin, total angkatan kerja untuk tahun 2014 di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini mencapai 311.951 orang dan pada 2015 tercatat 327.864 orang. Sedangkan, per Agustus 2016 lalu, BPS Banjarmasin mendata terjadi peningkatan angkatan kerja mencapai 75.590 orang.

Menurut Wahyudin, dari tingkat keterampilan justru warga Kalimantan Selatan tergolong unggul. Terbukti, pada lomba tingkat Asia pada 2016 di Malaysia, justru tenaga terampil Kalsel menjadi juara dalam keahlian menyusun bata (breakline) dan sektor keterampilan lainnya. “Ini membuktikan, sumber daya manusia (SDM) Kalsel masih unggul dibandingkan daerah lain, bahkan bisa berbicara di tingkat Asia. Termasuk, di bidang tenaga terampil perhotelan, Kalsel juga cukup menjanjikan.

“Makanya, untuk terus menciptakan tenaga kerja yang terampil di Kalsel perlu perlu pelatihan yang intensif, agar bisa berbicara di tingkat nasional, bahkan internasional dalam menyambut pasar bebas yang sudah berlaku ini,” imbuh Wahyudin.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS

Editor   : Didi GS

Foto     : Dokumentasi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.