Kesembuhan Pasien Sakit Jiwa Dipengaruhi Keluarga

0

MASIH ingat dengan insiden pelemparan batu ke kaca kantor BRI Unit Pasar Garuda, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, hingga pecah dan sempat menghebohkan warga, beberapa waktu lalu? Sang pelaku pelemparan ternyata salah seorang pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sambang Lihum yang perlu penanganan medis dan terapi kejiwaan.

MENGAPA pasien pengidap sakit jiwa yang sudah keluar dari perawatan bisa kambuh lagi? Direktur Utama RSJD Sambang Lihum dr H IBG Dharma Putra, MKM menegaskan bahwa pasien yang sudah dirawat intensif, kemudian dinyatakan sembuh sepatutnya mendapat perhatian serius dari pihak keluarga dan pemerintah daerah setempat.

“Kalau sudah dinyatakan sembuh, kemudian diperbolehkan pulang, maka pengaruh lingkungan juga bisa memicu penyakitnya yang dideritanya kambuh lagi,” ucap Dharma Putra kepada jejakrekam.com, belum lama ini.

Dia menekankan pentingnya bagi pasien pengidap sakit jiwa itu mendapat perhatian khusus, khususnya dari lingkungan dan keluarganya, sehingga jika keduanya faktor ini tak mendukung kemungkinan besar kambuh kembali sangat tinggi. “Jujur saja untuk mengobati pasien khusus semacam ini tak ada obat yang tersedia di puskesmas. Sementara untuk kembali ke RSJD Sambang Lihum tentu membutuhkan dana yang tak sedikit,” ucap mantan Sekretaris Daerah Kabupaten HST ini.

Menurutnya, sudah sepatutnya pemerintah kabupaten dan kota itu membangun rumah singgah sebagai wadah khusus bagi penanganan pasien khusus ini. “Selama ini, ada pola pemikiran yang berkembang di masyarakat bahwa orang gila itu harus dipasung. Ini jelas pemikiran yang salah dan sangat berpengaruh terhadap kejiwaan bagi orang gila. Makanya, dengan adanya rumah singgah ini, mereka juga mendapat hak yang layak,” tuturnya.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi GS

Foto     : RRI

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.