Terjadi Pendangkalan, Sungai Bengaris Segera Dikeruk

0

BAK musibah musiman, ketika curah hujan tinggi air Sungai Bengaris meluap. Akhirnya, limpahan air itu menyerbu Kota Muara Teweh dan merendam beberapa kawasan di ibukota Kabupaten Barito Utara (Barut), Provinsi Kalimantan Tengah.

KONDISI ini diperparah karena daya tampung air yang ada di Sungai Bengaris, makin dangkal dan menyempit. Tak mengherankan, air hujan hingga luapan yang berasal dari Sungai Barito pun bertumpuk. Mirisnya lagi, sungai ini juga terjadi sumbatan, sehingga air pun tak bisa dibendung lagi menyerbu jalan dan kawasan perumahan.

Untuk memfungsikan kembali Sungai Bengaris sebagai drainase alam, Bupati Nadalsyah didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Barut, Feri Kusmiadi langsung meninjau ke lokasi Sungai Bengaris di Jalan Pramuka, Muara Teweh, Rabu (5/7/2017).

Bupati Nadalsyah mengungkapkan pada tahun anggaran 2017, dialokasikan dana untuk program normalisasi Sungai Bengaris yang sepanjang 11 kilometer itu. “Sebagian nantinya akan dinormalisasi, di antaranya mengikis penyempitan serta pendalaman dengan mengeruk lumpur dan gulma yang menjadi penyebab pendangkalan,” tutur Nadalsyah.

Ia mengakui faktor pemicu banjir di Kota Muara Teweh adalah akibat sungai yang dangkal karena tumpukan sampah yang menghiasi bibir sungai yang dibuang warga. “Apalagi sungai banyak melingkar, sehingga air yang datang dari hulu lambat mengalir ke hilir. Kami sarankan agar warga jangan lagi membuang sampah ke sungai, karena dampaknya sudah dirasakan kawasan pemukiman di sekitar sungai,” tutur Koyem-sapaan akrab bupati ini.

Dengan keterbatasan dana yang ada, Koyem mengakui normalisasi ini tak memenuhi panjang bentang sungai yang ada. Saat ini, menurut dia, program normalisasi difokuskan pada titik-titik rawan banjir. “Ke depan, pemukiman warga yang berada di bantaran sungai akan ditata, seharusnya mereka itu itu tak boleh berada di garis sempadan sungai, minimal 10 meter dari itu,” ucapnya.

Dia berpesan saat proyek normalisasi berlangsung, warga yang berada di sekitar areal Sungai Bengaris harus merelakan lahan yang menjadi objek pengerukan.  “Jika tidak segera dikeruk, maka banjir akan selalu menghantui Kota Muara Teweh,” tandasnya.

Usai dari Sungai Bengaris, Nadalsyah pun melanjutkan meninjau jalan H Koyem di Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru. Di kawasan ini direncanakan akan dibangun drainase yang berada di bahu kiri dan kanan jalan, hingga kini baru sebagian yang telah dipenuhi saluran air tersebut. Ada beberapa ratus meter yang belum dikerjakan pemerintah daerah.(jejakrekam)

Penulis : Syarbani

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Syarbani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.