Adipura Kirana Dulu, Banjarmasin Belum Paripurna

0

ADA dua indikator pokok yang bisa menyabet penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK). Yakni, indakator fisik lingkungan perkotaan khususnya kebersihan dan keteduha kota, dan indikator pengelolaan lingkungan perkotaan atau non fisik mencakup institusi, manajemen dan daya tanggap.

KINI, usai dimodifikasi penghargaan Adipura dibagi dalam tiga kategori. Yaitu, Adipura Buana yang diberikan kepada kota yang layak huni, bersih dan teduh. Naik ke peringkat Adipura Kirana adalah kota-kota yang mampu meningkatkan perekonomian mayarakat melalui pemanfaatan lingkungan hidup. Sedangkan, jenjang tertinggi adalah Adipura Paripurna yang menggabungkan Adipura Buana dan Adipura Kirana.

Untuk tahun 2017 ini, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina tak menargetkan muluk-mulut. “Kota ini harus tetap bisa mempertahankan penghargaan Adipura Kirana 2017, memang belum mengarah ke Adipura Paripurna yang lebih tinggi lagi kelasnya,” ujar Ibnu Sina kepada wartawan, Minggu (11/6/2017).

Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini optimistis bisa meraih Adipura Kirana dari KemenLHK yang ketiga kalinnya. Dasar pertimbangan Ibnu Sina adalah pembenahan di bidang lingkungan, kebersihan hingga kriteria lainnya telah dilakoni Pemkot Banjarmasin

Bahkan, diakui Ibnu Sina dalam ekspose di hadapan tim penilai Adipura Kementerian LHK yang terdiri dari para pakar lingkungan, ahli tata kota dan lainnya, telah dipresentasikan pembenahan lingkungan dan kebersihan bukan hanya menitikberatkan pada peran pemerintah kota, tapi juga swasta dan komponen masyarakat lainnya.

Dari 9 kota yang ada di Kalsel, Banjarmasin memang masuk kategori kota besar yakni kota berpenduduk antara 500 ribu hingga 1 juta jiwa. Nah, Ibnu Sina pun yakin predikat Adipura Kirana ini akan mampu diraih, karena bukan hanya kebersihan dan keteduhan tapi juga sisi investasi dan ekonomi berhasil pengelolaan lingkungan sudah menjadi atensi khusus pemerintahan kota.

“Banjarmasin termasuk daerah yang maju dan layak untuk berinvestasi. Untuk masalah kriminalitas terus diupayakan pemeritah kota lewat program sosial, sedangkan keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi tanggungjawab kepolisian,” cetus mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Berbeda, menurut dia, jika Banjarmasin mengincar Adipura Paripurna yang harus segalanya komplit untuk memenuhi kriteria tersebut. “Yang pasti, pada 2015 dan 2016, Banjarmasin sudah dua kali berturut-turut meraih Adipura. Masyarakat kota pun sudah semakin sadar dan terlibat dalam menjaga kebersihan dan keteduhan lingkungan,” kata Ibnu Sina.

Mantan aktivis ini membanggakan adanya anggota bank sampah yang sudah tersebar di 52 kelurahan di Banjarmasin, dengan sebanyak 197 bank sampah. Begitupula, beberapa kawasan sudah disokong tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) hingga sampah dibuang dan diolah di tempat pembuangan akhir (TPA) Basirih. “Sekarang juga banyak kelompok masyarakat yang peduli kebersihan dan sungai, seperti Masyarakat Peduli Sungai (Melingai) dan Farum Komunitas Hijau (FKH). Termasu, satgas kebersihan, duta lingkungan dan siswa pemangku sungai,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Iman Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.