DPR RI Ingatkan Pemerintah Berantas Mafia Pangan

0

PEMERINTAH tak main-main dalam mengawasi dan menegakkan hukum terhadap aksi penyelundupan dan penimbunan bahan kebutuhan pokok, yang biasa marak terjadi saat memasuki Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menindak tegas kartel dan spekulan, yakni dengan membentuk satgas mafia pangan.

“KARTEL jangan coba bermain-main, karena sudah ada satgas pangan. Ada saksi hukum berat bagi orang yang menumpuk, menimbun dan melakukan penahanan barang agar harga barang tinggi,”kata anggota Komisi IV DPR RI Hamdhani saat melakukan pantauan harga daging di Pasar Kahayan Palangkaraya, Jumat (9/6/2017).

Diakui Hamdani, salah satu upaya pemerintah agar masyarakat tidak terbebani dengan tingginya barga bahan pokok, diantaranya daging dengan menggelontorkan daging beku ke seluruh provinsi. Seperti di Kalteng, sebanyak 6 ton daging beku sudah diterima sejak 3 hari lalu.

Menurut mantan anggota DPD RI ini, langkah yang diambil pemerintah dinilai cukup efektif agar masyarakat khususnya pelaku usaha kecil, mikro dan menengah tidak terbebani dengan tingginya harga daging di pasaran, yang mencapai Rp 125 ribu, sedangkan harga jual sapi dari pemerintah hanya Rp 80 ribu. “Sebenarnya upaya ini sudah dilakukan dari tahun kemarin. Hanya saja fasilitas belum siap dan kontribusi di beberapa kabupaten belum memadai, makanya baru tahun ini yang benar-benar terlaksana dengan baik,”ujarnya.

Direktur Krimsus Polda Kalteng, AKPB Supriyadi melalui anggota Satgas Pangan Polda Kalteng, Yusuf, mengakui, memang ada distributor yang melakukan stok lebih dulu sampai menjelang Idul Fitri. Tetapi hal ini bukanlah tindakan penimbunan barang.”Informasi dari mereka, kalau tidak dilakukan akan kesulitan mendatangkan barang H-14 sebelum lebaran dan pengiriman padat. Akhirnya mereka menstok duluan supaya aman. Jadi hingga saat ini indikasi penimbunan belum ada,”ucapnya. Sejak Satgas Pangan Polda Kalteng terbentuk 8 Mei 2017 lalu, setiap hari  memantau harga pangan di seluruh daerah. Jika terjadi  kenaikan yang dinilai di luar kewajaran segera melakukan telisik apa penyebabnya.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Kalimantan Tengah, Ma’ruf, mengaku tak menyangka animo masyarakat begitu besar terhadap operasi pasar daging beku yang dilakukan pemerintah. Terbukti di Pangkalan Bun, daging beku yang didistribusikan sudah terjual habis  “Makanya saya hari ini mau mengajukan tambahan daging tahap kedua, tapi khusus kerbau saja, sebanyak 5 ton, karena tahap pertama hanya 1 ton saja untuk uji coba. Ternyata masyarakat suka juga daging kerbau,”ujarnya.

Untuk tahun lalu, operasi pasar daging masih fokus di Kota Palangkaraya saja. Tetapi mulai tahun ini, sasaran mulai diperluas ke kabupaten, yakni Pangkalan Bun, Sampit, Kapuas dan Buntok. Walaupun daging beku tersebut dijual dengan harga murah, tetapi Bulog menjamin kualitas tak kalah dengan daging sapi segar di pasar. Pasalnya  setelah dipotong, daging yang diimpor dari Spanyol ini langsung dibekukan.(jejakrekam)

Penulis : Tiva Rianthy
Editor   :  Agus Salim
Foto     : Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.