Miris, Korban Kecelakaan Lalu Lintas Didominasi Usia Produktif

0

SANGATmemprihatinkan! Ternyata jumlah korban meninggal dunia pada 2016, akibat kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Tengah, sebanyak 294 dari 995 orang, berkisar usia 17-50 tahun yang merupakan usia produktif.

“KALAU usia produktif terus berkurang, ini akan jadi bahaya bagi negara kita. Karena usia tidak produktif tidak akan tertanggung, akan menjadi beban bagi negara,”kata Direktur Lalu Lintas Polda Kalteng, Kombes Polisi M Taslim Chairuddin, usai apel Operasi Patuh Telabang 2017, di Halaman Mapolda Kalteng, Selasa (9/5/2017).

Menurutnya, kematian akibat kecelakaan  juga lebih tinggi dibanding akibat penyakit ataupun bencana alam, sehingga harus menjadi perlu menjadi perhatian serius.Ia mengatakan apabila dilihat dari tingkat pendidikan, ternyata yang meninggal dunia, dari lulusan SMP hingga perguruan tinggi. Ini berarti, tingkat pendidikan seseorang tidak berbanding lurus dengan tingkat kesadaran.

Untuk itu, Taslim mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam berlalu lintas. Contohnya jika ingin mendahului kendaraan lain hendaknya melihat situasi apakah memang sudah aman. Jangan mendahului di tikungan ataupun marka jalan tidak terputus. Kalau keluar dari gang, lihat kanan kiri terlebih dulu.

Ia menerangkan upaya yang dilakukan untuk menekan jumlah korban lalu lintas, dengan cara melakukan kajian setiap terjadi kecelakaan, dengan mengindetifikasi faktor penyebab. Maupun sosialiasi ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Bahkan sampai siswa Pendidikan Usia Dini (PAUD). “Namun alangkah baiknya lagi, jika kesadaran berlalu lintas dapat menjadi kurikulum bagi di sekolah-sekolah khususnya pendidikan karakter,”ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Anang Revandoko, mengatakan, untuk mencegah terjadinya korban kecelakaan lalu lintas, perlu perhatian serius semua pihak, seperti membangun kesadaran bersama dalam berlalulintas. Melalui operasi patuh telabang 2017, dari 9-22 Mei, yang mengerahkan sebanyak 495 petugas gabungan, diharapkan kesadaran masyarakat berlalu lintas meningkat. Setidaknya dapat diminimalisir.  “Insya Allah ini adalah upaya kita semua untuk mengajak lalu lintas tentang berlalu lintas yang baik,”ujarnya.

Operasi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, pasalnya akan dilakukan tindakan represif berupa penegakan  hukum penilangan yang terukur bagi para pelanggar lalu lintas tanpa mengesampingkan preemtif dan preventif serta dilakukan dengan tindak kepolisian yang humanis mengedepankan senyum, sapa dan salam.

Diakui Anang, keselamatan dalam berlalu lintas, memang sering diabaikan. Bahkan dianggap tidak penting. Dimana kesadaran pengguna lalu lintas baik pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor maupun pengguna  jalan lainnya masih rendah. “Selain itu masih ditemukan, pengendara yang melawan arus lalu lintas serta menggunakan kendaraan bak terbuka untuk transportasi masyarakat,” tuturnya.(jejakrekam)

Penulis   :  Tiva Rianthy
Editor     :  Didi G Sanusi
Foto       :  Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.