Tiap Hujan Datang, Air di Jalan Antasari Terus Menggenang

0

SISTEM drainase yang buruk menjadi momok bagi warga sepanjang Jalan Pangeran Antasari, termasuk para pedagang yang mengais rezeki di ruas jalan yang dulu bernama Jalan Jati tersebut. Buktinya, saat hujan datang seperti pada Rabu (19/4/2017), maka ruas jalan yang berdiri sejumlah pertokoan dan pusat perbelanjaan itu tergenang air, karena tak bisa disalurkan ke sungai-sungai sebagai penampung alami.

KONDISI ini diakui Rahmadi, seorang pedagang sate Pekapuran yang harus berjualan di tengah genangan air. “Kondisi semacam ini sudah tahunan. Kalau boleh dibilang ya sudah lima tahunan. Saya menduga karena sistem drainase yang buruk, ditambah lagi semua trotoar dibeton mati, sehingga air tak bisa mengalir ke Sungai Pekapuran,” ujar Rahmadi kepada jejakrekam.com.

Bukan hanya ruas jalan tergenang, Rahmadi juga mengungkapkan jika hujan datang, maka serbuan air hujan itu tak bisa dibendung lagi, hingga menghasilkan bau tak sedap akibat banyak tumpukan sampah terdapat di saluran got yang ada. “Sebagai warga kota, kami tak berbuat apa-apa. Mau membongkar drainase untuk membersihkan, nanti  ditegur,” ucapnya.

Sementara itu, aktivis LSM Syamsul Muarif menuding dari awal sistem drainase memang tidak beres, khususnya di kawasan Pasar Sentra Antasari, yang turut menyumbang limbah pasar menuju saluran air di Jalan Pangeran Antasari. “Dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdalnya) memang tidak beres,” ucap Acoel, sapaan akrab Syamsul Muarif.

Sedangkan, pengamat perkotaan Subhan Syarief justru menilai apa yang terjadi di kawasan Jalan Pangeran Antasari itu bukan hanya sistem drainase yang buruk. “Problem utamanya adalah karena sistem koneksivitas antara saluran atau jalan air menunju penampung air atau rumah air yang tidak jalan. Terlebih lagi, tinggi rendahnya permukaan atau daratan jalan juga menjadi penghambat air menjadi lambat,” tutur Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Selatan ini kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Kamis (20/4/2019).

Magister teknik jebolan Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) ini mengungkapkan kontur atau topografi Banjarmasin yang berada di bawah permukaan laut, tentu sangat berpengaruh terhadap lancar atau tidaknya air mengalir. “Jadi, kalau hujan deras sehari saja, sudah dipastikan kawasan itu akan tergenang alias calap. Nah, perlu pembenahan menyeluruh, bukan hanya sistem drainase tapi juga menyangkut penyelamatan rumah-rumah air yang berada di kawasan seputar Jalan Pangeran Antaswari. Ya, contohnya Sungai Pekapuran, Sungai Kelayan dan anak-anak Sungai Martapura sebagai penampung air alami harus terkoneksi dengan baik dengan saluran drainase yang ada di Jalan Pangeran Antasari,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Editor     : Didi G Sanusi

Foto        :  Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.