Foto : Istimewa
FATAN Fahriady Oscha turut meramaikan bakal calon Ketua Umum DPP GMNI, yang akan melakukan pemilihan ketua pada Kongres Dewan Pimpinan Pusat DPP Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (DPP GMNI), 20-24 November 2019, di Ambon, mantan Sekjend Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lambung Mangkurat.
FATAN mengakui keputusannya untuk maju menjadi bakal calon kandidat ketua umum DPP GMNI karena didukung secara penuh DPD dan DPC GMNI se-Kalsel.
“Kawan-kawan mendorong saya untuk maju di Kongres GMNI. Saya menerima keputusan kawan-kawan di Kalsel, karena posisi saya Wasekjend DPP GMNI karena representasi daerah,” katanya.
Magister hukum jebolan Universitas Padjadjaran ini telah membuka komunikasi dengan sejumlah pengurus cabang dan daerah lain di Indonesia, setidaknya ada 15 pengurus DPC dan DPD yang memberikan sinyal dukungan.
“Biasanya apa yang terjadi dari kongres ke kongres di GMNI itu, memang pertempuran lebih banyak di hari H kongres. Sebelumnya lebih banyak konsolidasi dan komunikasi antar kader GMNI,” ucapnya.
Ia menyebut jika terpilih menjadi ketua umum, DPP GMNI akan total mengawal perpindahan ibukota negara dari Jakarta ke Paser dan Kutai Kartanegara.
“Walau bukan Kalsel yang dipilih, Kalsel merupakan daerah penyangga ibukota negara, sehingga penting ketua umum DPP GMNI harus representasi figur dari Kalimantan,” katanya.
Selain mengawal perpindahan ibukota negara, Fatan ingin membenahi internal DPP GMNI yang sempat bergejolak dalam beberapa waktu terakhir.
“Konflik berkepanjangan harus segera diselesaikan. Jika terpilih saya ingin mengkonsolidasikan internal GMNI,” kata mantan Ketua DPC GMNI Banjarmasin ini.
Ia mengakui organisasi sebesar GMNI selalu berdinamika dan cenderung terjadi konflik, namun menurutnya konflik yang tidak substansial harus dihindari. “Konsolidasi organisasi harus perlu dilakukan, untuk menyudahi konflik yang berkepanjangan demi kebaikan organiasi,” pungkasnya.(jejakrekam)