Meraup Untung Jual Es Dung Dung di Tengah Persaingan Gerai Es Krim

0

DULU ada gerai es krim, Minseng yang terkenal seantero Kota Banjarmasin di kawasan Jalan Pangeran Samudera, Kini telah menjadi toko roti. Bisnis penjualan es krim pun bak jamur di musim hujan, tumbuh subur di Banjarmasin, dari kelas café, hingga di emperan jalan.

UNTUK mendapatkan es krim, bukan perkara susah. Apalagi, berbagai merek es krim berjaringan internasional sudah menyapa dari gerai hingga warung kecil. Namun, ada yang tetap bertahap di tengah sengitnya persaingan bisnis es krim.

Mereka adalah penjual es krim keliling bermodal gerobak dan wadah penampung makanan beku yang terbuat dari susu krim, atau santan. Dulu bagi warga yang hidup di era 1980-an dan 1990-an, mengenal es krim gerobak dengan sebutan es agung, es dung dung.

BACA : BPOM Banjarmasin Sita Puluhan Jenis Obat dan Jamu Tradisional Ilegal

Ada juga yang menyebutnya es putar. Ya, karena penjual menggunakan alat pemukul berupa gong untuk memanggil para calon pembeli mendekat. Sedangkan, dari teknik pembuatan menggunakan wadah dari seng atau alumunium dengan cara diputar untuk membekukan cairan manis di dalamnya.

Rusdi, yang kini berusia 60 tahun mengaku memilih bertahan dengan gerobaknya berjualan di Pasar Sudimampir Raya, meski saat ini bisnis es krim sudah merambah dan naik kelas.

“Sebelumnya, saya berjualan di Pasar Sentra Antasari. Tapi, karena tak ada tempat lagi, dan sewanya juga mahal. Jadi, saya memilih berkeliling dengan gerobak,” kata Rusdi berbincang dengan jejakrekam.com, Senin (26/11/2018).

Tak dinyana, sudah 28 tahun, Rusdi menggeluti usaha berjualanan es agung atau es dung dung ini. Menurut dia, dari segi rasa dan kualitas, es dung dung bisa bersaing dengan es krim buatan pabrik yang dijual di minimarket atau warung-warung.

“Dari dulu, kami tetap menjaga rasa. Memang, ada dua varian rasa di es krim ini. Ada rasa durian dan nangka. Beda, kalau es krim yang dijual di pasar swalayan atau warung yang beraneka ragam rasanya,” ucap Rusdi.

BACA JUGA : Libur Lebaran Panjang, Pedagang Pentol dan Minuman Ringan Raih Untung

Hanya membandrol Rp 3 ribu per gelas, Rusdi pun mengaku harga segitu bisa menjangkau kalangan. Termasuk, anak-anak sebagai penggemar setia es dung dung. Memanfaatkan gelas air kemasan, Rusdi pun melayani para pembeli dengan cekatan. Rupanya, para penggemar es dung dung milik Rusdi, bukan hanya anak-anak, kalangan dewasa pun meminatinya.

“Kalau satu tong ini habis, saya bisa bawa pulang sekitar Rp 500 ribu. Untuk modal produksi membuat es dung dung ini sekitar Rp 180 ribu. Alhamdulillah, bisa untung besar kalau habis,” ucap Rusdi. (jejakrekam)

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2018/11/26/meraup-untung-jual-es-dung-dung-di-tengah-persaingan-gerai-es-krim/,es krim durian banjarbaru
Penulis Sirajuddin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.