Pascabanjir, Dapur ACT Layani Empat Dusun Terisolir di Kelumbayan

0

SUDAH lima hari terakhir menghabiskan 24 jam dalam keterbatasan, sejumlah warga terdampak banjir di wilayah Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus mulai mengalami defisit logistik. Laporan Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung yang telah berada di lokasi menyebut, warga yang mengungsi bertahan di tenda darurat yang mereka bikin sendiri, dengan stok kebutuhan dasar pangan yang sangat minim.

SEPERTI yang sudah dikabarkan sebelumnya, Kamis (8/11/2018) dini hari, banjir bandang menerjang Pekon Umbar. Puluhan rumah hanyut dibawa banjir. Sejumlah dusun pun mengalami kerusakan cukup merata. Kini, lima hari pascabanjir, bahan pangan masih sulit didapat.

Seperti disampaikan salah satu warga, Efendi. Setelah banjir surut para tetangga-tetangganya berbondong-bondong menyiapkan makanan, meski dalam keterbatasan. “Apalagi, bantuan swadaya tersebut sulit terdistribusi ke semua warga terdampak. Karena jumlahnya yang terbatas dan akses jalur penghubung dusun yang masih terisolir di beberapa bagian,” ujar Efendi.

Dapur Umum ACT di Empat Dusun Terisolir

Pendataan sementara yang dilakukan Tim ACT di Kelumbayan, ada empat dusun yang masih terisolir, akses jalannya menembus sungai dan berbukit-bukit. Keempat dusun tersebut meliputi Dusun Lubuk Kejung, Boloran Tupak, Sabar, dan Tanjung Iman. Untuk menuju keempat dusun tersebut, warga harus menyeberangi sungai dan melintasi perbukitan. Merespons sulitnya akses ini, Tim ACT Lampung bergegas mendirikan Dapur Umum di empat dusun terdampak.

“Untuk menembus keempat dusun tersebut harus melewati Sungai Umbar. Jembatan yang biasa dilalui warga ikut hanyut diterjang banjir. Akhirnya tim ACT Lampung masing-masing terpisah menuju ke empat dusun terdampak dan mendirikan dapur umum di masing-masing dusun,” ujar Dian Eka Darma Wahyuni selaku Kepala Cabang ACT Lampung.

Dian mengatakan, timnya mengangkut sejumlah bantuan logistik tidak melalui jalur darat. “Bantuan logistik yang terdiri dari termos nasi, air mineral, sembako, dan makanan siap saji diangkut menggunakan perahu melintasi sungai Umbar. Proses distribusi alat-alat dapur, sembako dan makanan itu dibantu juga oleh sejumlah relawan lokal ACT dan warga sekitar,” cerita Dian.

Saat ini, Dapur Umum ACT di Kecamatan Kelumbayan memproduksi makanan 200 porsi per hari. Nantinya, target dapur umum mampu memproduksi 1.000 porsi  setiap harinya. Pendataan awal, ada sekitar 400 keluarga terdampak banjir bandang dari semua dusun di Kelumbayan.

Ucapan syukur dan rasa bahagia disampaikan salah satu warga terdampak banjir bandang. Lena namanya, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar Dapur Umum Lubuk Kejung. Ia menuturkan, sejak bandang datang, baru kali kemarin ia menemani anaknya menikmati sebungkus nasi dan lauk bergizi.

“Alhamdulillah, makanan dari dapur umum ini mengenyangkan. Saya berharap semoga segera ada rumah pengganti. Rumah saya hancur total disapu banjir bandang. Saat ini saya juga beberapa warga lain masih bertahan menumpang di rumah tetangga yang masih layak huni,” tutur Lena.

Di sudut lain dusun, anak-anak melingkar di sebelah Posko Dapur Umum ACT, menikmati bersama makan siang yang baru matang. Mohammad Yusuf, seorang bocah terdampak dari Dusun Lubuk Kejung, mengaku saat banjir langsung berlari menuju Gunung. “Suasana saat itu gelap gulita. Sekarang saya tidur di rumah saudara di atas gunung. Terimakasih makan siangnya ACT,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis Hermawan Wahyu Saputra
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.