Bonus Juara Dunia Karate Tradisional Fauzan Noor Dialokasikan di APBD-P 2018

0

MEMBAWA harum nama bangsa dan daerah, Fauzan Noor layak dijadikan pahlawan, usai menjuarai Kejuaraan Dunia Karate Tradisional di Praha, Republik Ceko pada Januari 2018 lalu. Prestasi internasional sang karateka muda ini mendadak viral dan menjadi perhatian banyak pihak.

KETIKA membawa tropi kebanggaan dari kejuaraan dunia itu, Fauzan Noor yang merupakan atlet Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kalsel dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Kalsel ini, tak mendapat sambutan hangat saat pulang dari Eropa ke Banjarmasin.

Padahal, Fauzan Noor juga mengharumkan nama Kalsel karena sebelumnya menyabetjuara pada Kejuaraan Karate Tradisional Asia Ocenia 2017 di IPDN Jatinangor, Jawa Barat, pada 12-13 Agustus 2017 lalu.

Menjawab pertanyaan publik mengapa Gubernur Kalsel Sahbirin Noor belum bersikap? Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalsel, Zakly Aswan Helmi mengungkapkan telah mendapat perintah dari Paman Birin-sapaan akrab gubernur untuk memberi hak atlet bagi Fauzan Noor.

“Sudah jauh-jauh hari, Pak Gubernur memerintahkan untuk memperhatikan Fauzan. Semua atlet berprestasi tetap diberikan haknya. Saat ini, banyak daftar atlet berprestasi yang tercatat, selain nama Fauzan Noor,” ucap Zakly Aswan Helmi kepada wartawan di Banjarbaru, Rabu (18/7/2018).

Ia menegaskan tak hanya cabang olahraga karate diperhatikan, namun semua atlet olahraga yang berprestasi di Kalsel. “Sebelumnya, ada tim sepakbola yang juga telah diberikan haknya. Yang jelas, Paman Birin tetap memberikan penghargaan bagi atlet berprestasi, ini demi memotivasi atlet lainnya,” tuturnya.

Soal bonus yang akan diberikan kepada Fauzan Noor, Zakly memastikan akan diusulkan dalam APBD Perubahan 2018 mendatang. “Sesuai perintah Paman Birin, semua atlet berprestasi asal Kalsel diperhatikan. Tidak ada diskriminasi, semua jenis olahraga, apakah olahraga prestasi, olahraga pendidikan, sonia maupunparalympic,” cetus mantan Kasat Pol PP Provinsi Kalsel ini.

Ia mengakui saat ini dibedakan dua jenis olahraga, yakni olahraga prestasi di bawah pembinaan KONI dan olahraga tradisional dinaungi FORMI. “Untuk saat ini, pembiayaan dalam APBD memang lebih banyak diarahkan ke olahraga prestasi. Tapi, telah diperintahkan agar dicari aturannya untuk bonus atlet olahraga tradisional masuk dalam APBD Perubahan 2018. Jadi, saat ini, kami tak bisa menjanjikan apa-apa, kalau dananya siap akan kita serahkan,” tegas Zakly lagi.

Dia menjelaskan cabang olahraga di bawah FORMI lebih banyak dibandingkan yang ditangani KONI. Sedangkan, dana pembinaan memang lebih besar dihibahkan kepada KONI Kalsel mencapai Rp 27 miliar, dibanding FORMI hanya Rp 2 miliar.

“Ke depan, kami meminta FORMI untuk menyusun usulan program yang lebih beragam. Sebab, pembiayaan yang disetujui tergantung dari usulan atau perencanaan induk organisasi olahraga itu,” ucapnya.

Ia tak memungkiri olahraga prestasi yang ditangani KONI jauh lebih bergengsi, sehingga biaya yang dibutuhkan juga besar. “Sedangkan, cabang olahraga yang ditangani FORMI adalah olahraga murah, tapi bukan murahan. Tahun depan, kami berharap agar FORMI Kalsel bisa mengusulkan program-program pembinaan olahraganya, terutama untuk even nasional sehingga dana hibah yang diberikan juga bertambah,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sayyidil Ahmada
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.