Arah Parkir Duta Mall Disarankan Menuju Jalan A Yani

0

PEMBATALAN sistem satu arah dan penutupan pertigaan di Jalan Simpang Sungai Bilu-Jalan Veteran-Jalan Kuripan, disambut hangat. Namun, kemacetan dipastikan akan memenuhi ruas jalan yang ada di Banjarmasin, khususnya akibat volume kendaraan bermotor tak sebanding dengan pengembangan ruas jalan yang terkesan sudah terkunci.

“ALHAMDULILLAH, akhirnya percobaan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah di Jalan Veteran telah dibatalkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipikirkan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin ke depan,” ucap Nifsuady, warga Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Sabtu (17/2/2018).

Dia mengusulkan ke depan agar arus keluar dari parkiran Duta Mall yang menuju arah Jalan Veteran dilarang saja. “Mereka wajib diarahkan ke Jalan Achmad Yani, sebab bagaimana pun arus keluar mobil dan kendaraan bermotor dari Duta Mall termasuk penyumbang terbesar dalam kemacetan di Jalan Veteran,” ucap pegiat dunia hukum ini.

Kemudian, menurut Nifsuady, penjemputan bubaran sekolah di areal Jalan Veteran arah Tempekong Suci Nurani juga turut memicu kemacetan terbesar, saat di jam-jam padat atau sibuk. “Saya menyarankan agar Dishub Banjarmasin bisa memasang rambu dilarang parkir bagi mobil di sepanjang arah Tempekong Suci Nurani dari jembatan atau jalan PMI (Simpang Ulin),” ucapnya.

Sedangkan, usulan lainnya disuarakan Nifsuady adalah pemberlakuan larangan bagi truk besar dan truk kontainer  masuk ke jalan Veteran dari pukul 11.00 hingga 15.00 Wita. “Jadi, sebagai orang yang senang berkendaraan di jalan, jika pemimpin Kota Banjarmasin ini kurang peka terhadap kemacetan, maka masalah ini tak akan terurai sampai kapan pun. Banjarmasin pun pasti akan terus macet,” cetusnya.

Sementara itu, pengamat perkotaan asal Fakultas Teknik Uniska Muhammad Arsyad Al Banjary, Surya Adhi Said mengungkapkan dalam mengevaluasi sistem transportasi bisa dititikberatkan pada tiga atribut yakni aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan terhadap suatu sistem, fleksibilitas sistem dalam berbagai kondisi lalu lintas.

“Atribut kedua adalah mobilitas atau ukuran kuanitas perjalanan dan ketiga efesiensi terkait dengan biaya perjalanan dengan produktivitas sistem,” ucapnya.

Nah, menurut magister teknik jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, dalam sistem transportasi sangat berkelindan dengan pengembangan lahan. “Ibarat sebuah lingkaran, penyediaan peningkatan sistem transportasi akan mempengaruhi peningkatan aksebilitas, harga jual lahan, meningkatnya permintaan untuk perubahan peruntukkan lahan, meningkatnya bangkitan perjalanan, konflik lalu lintas, serta penurunan tingkat pelayanan transportasi,” tuturnya.

Untuk ke depan, Surya Adhi Said menyarankan agar Balai Kota dalam menerapkan sebuah rekayasa lalu lintas harus melalui kajian mendalam dengan pelibatan publik, sehingga ketika dijalankan bisa meminimalisir masalah baru. “Itu yang harus dilakukan, bukan sebuah uji coba dianggap berhasil versi sepihak, malah ingin diterapkan permanen. Ini yang terjadi di Banjarmasin,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Dokumentasi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.