Para Pejabat Kalsel pun Ikut Bermain Film Antasari

0

BERNILAI Rp 2,9 miliar, film bergenre wiracarita Perang Banjar dengan judul Pangeran Antasari ini menjadi sebuah pengalaman baru bagi para pejabat di lingkungan Pemprov Kalimantan Selatan. Bekerjasama dengan rumah produksi, biaya film yang ditanggung APBD Kalsel, ternyata tak cukup hanya itu.

SEBAGAI penggagas dan pemesan film, Pemprov Kalimantan Selatan juga harus menyiapkan beberapa perlengkapan bagi keperluan di lokasi syuting, termasuk menurunkan para pegawai untuk berakting dengan aktor-aktor dan seniman yang menjadi bintang film itu.

Contohnya, pegawai di Satuan Pol PP Pemprov Kalsel diturunkan menjadi pasukan Belanda. Sebagian lagi, tergabung pasukan pejuang rakyat Banjar pimpinan Pangeran Antasari. Tak hanya itu, para pejabat eselon II, staf khusus gubernur, sampai Gubernur Sahbirin Noor juga direkrut menjadi ‘bintang film’.

Para pejabat eselon II yang terlibat dalam film semi kolosal itu adalah Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira , tiga Staf Ahli Gubernur, Asisten Bidang Administrasi Umum, Kepala Biro Humas dan Protokol, Kepala Biro Sarproda, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Biro Umum, Kepala Biro Perlengkapan, dan tiga Staf Khusus Gubernur.

”Kami ikut bermain selain untuk meramaikan juga untuk menyukseskan. Film ini kan kental dengan kejuangan daerah. Dan juga bisa menjadi daya tarik daerah,” ujar M Syah Jehan, Kepala Biro Sarproda Setdaprov Kalsel.

Bukan hanya sampai di situ, saat para pejabat ini ikut bermain, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, H Abdul Haris Makkie ikut hadir dan memantau. Ditanya apakah ada kewajiban bagi para pejabat esselon II itu ikut bermain? Menurut Haris Makkie, hanya secara suka rela untuk menambah pengalaman khususnya dalam menggeluti dunia seni peran.

”Ini untuk memberi pengalaman para pejabat. Untuk mengetahui  bagaimana membuat film itu. Kalau kewjaiban tidak ada. Hanya bagi mereka yang bisa dan tidak sibuk dipersilahkan iktu,” tutur Haris Makkie kepada jejakrekam.com, Rabu (25/10/2017).

Ia berharap, dengan film sejarah Perang Banjar tersebut bisa lebih memperkenalkan Kalsel secara umum. Salah satunya, bahwa di Kalsel juga memiliki pahlawan nasional. ”Harapannya turut memperkenalkan tentang kejuangan sebagai bagian bangsa Indonesia. Mungkin orang banyak tidak kenal dan tidak tahu. Lalu dengan hadir film orang akan kepengen tau seperti apa Kalsel,” bebernya.

Mereka yang diturunkan dalam film tersebut hanya untuk menambah atau melengkapi pemain. Hanya satu orang, yaitu Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira yang berperan menjadi Mufti Kerajaan Banjar.

Di film itu, ia bertugas mengangkat atau mengukuhkan Pangeran Tamjidillah II menjadi Raja Banjar yang pro dengan Belanda .”Pengalamannya luar biasa bisa beperan dalam film seperti ini. Mudah-mudahan hasilnya bagus,” ucap Fajar.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Facebook

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.