Bangun Embung, Antisipasi Krisis Air Baku

0

DIREKTUR Operasional PDAM Bandarmasih H Supian mengatakan, soal air baku menjadi permasalah utama perusahaan air minum. Alasannya terjadi penurunan akibat perubahan iklim. “Jadi kita fokus upaya untuk membangun sarana air baku, dalam rangka mengantisipasi krisis air baku,” ujarnya, Senin (6/9/2021).

IA MENYEBUTKAN, persoalan air baku dialami PDAM seluruh Indonesia, mengingat kualitas air menurun. “Ya, bermacam musabab penurunan air baku itu. Salah satunya kemarin itu air berwarna hijau. Kandungan oksigen dengan air menurun. Ini pertama kali terjadi, sebelumnya tak pernah,” tambahnya.

Selain itu, sambungnya, endapan paling besar, yakni makin tinggi endapannya, maka berdampak pada sistem pengolahan. “Ada sistem standarnya. Jika kekeruhan dipermukaan sampai 200 NTU. Nah kita mampu masih mengolahnya. Tapi jika di atas itu, tentu kami tak mampu lagi mengolahnya,” jelasnya.

Menurutnya, keberhasilan PDAM bergantung air baku. “Jika air baku makin rusak, maka kemungkinan kegagalan produksi makin besar,” tandasnya.

BACA: Pengerjaan Pemasangan ATS dan AMF, PDAM Bandarmasih Setop Distribusi Air Bersih 6 Jam

Supian menyebut upaya program yakni mengoptimalkan air baku. “Jadi air baku yang saat ini belum tercapai adalah pembangunan embung. Tentu embung itu kegunanaannya, air sungai ditarik di dalam kolam, diperbaiki kualitasnya sebelum masuk kepengolahan. Kalau dari sungai langsung ke pengolahan, sistem kita lambat laun tidak akan mampu,” ucapnya.

Pihaknya memastikan, program yang sudah disusun terkendala dengan biaya, sebab sejak 2015 tidak ada penyertaan modal, untuk penyesuaian tarif tidak akan mungkin akibat pandemi Covid-19 melanda. “Tiga tahun terakhir kita hanya merehabilitasi jaringan pipa yang usianya mencapai 25 tahun. Jika kita akan melakukan peremajaan dananya cukup besar. Dengan keterbatasan dana tersebut, maka hanya skala prioritas saja yang bisa diganti,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis Asyikin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.