Rakor Perpustakaan, Gubernur Ingatkan Pengaruh Negatif Teknologi Terhadap Budaya Membaca

0

SAAT ini budaya membaca di kalangan masyarakat dinilai masih kurang. Perkembangan teknologi yang menawarkan berbagai tontonan dan permainan, dianggap lebih menarik, sehingga lebih memilih asyik dengan perangkat teknologi.

DEMIKIAN yang disampaikan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira, saat membuka Rapat Koordinasi Pengembangan Perpustakaan se-Kalsel, di Callamus Ballroom Hotel Rattan Inn, Banjarmasin pada Kamis (15/2/2024) malam.

Turut hadir dalam rakor tersebut Plt Kepala Perpusnas Prof E Amanudin Aziz, sekaligus memberikan arahan kepada peserta yang melakukan rakor selama dua hari itu, yakni tanggal 15–16 Februari 2024.

Rakor juga diikuti oleh Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional RI, Nurhadi Saputra. Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional RI, Dra Nani Suryani MSi, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalisel, Bimo Epyanto, dan Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin.

BACA: Bank Kalsel Dukung Fasilitas Layanan Perpustakaan Dispersip Kalsel

Menurut gubernur dua periode ini, perkembangan teknologi informasi harus bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perpustakaan, baik melalui meningkatkan kualitas perpustakaan dari segi sarana dan prasarana juga dengan meningkatkan pelayanan maupun kemudahan untuk mendapatkan bahan-bahan pustaka.

“Selain itu, seperti yang telah diketahui, Kalsel menempati posisi strategis sebagai Gerbang IKN Nusantara. Sebagai daerah penyangga IKN, tentu harus mempersiapkan SDM yang berkompeten dan berdaya saing,” ujarnya.

Gubernur juga menekankan kepada peserta rakor, agar menyatukan kesepahaman tentang harmonisasi dan sinergi terhadap upaya pengembangan perpustakaan di Kalsel.

Sementara itu, dalam arahannya Aminuddin menggaris bawahi pernyataan gubernur, bahwa literasi masyarakat saat ini memang masih rendah. Maka ujarnya, budaya baca yang harus dibangun lebih dulu dan basisnya ada di sekolah.

Jumlah masyarakat yang suka membaca saat ini hanya berbanding 1:1000. Hal ini disebabkan bukan tidak mau membaca, tapi tidak tersedianya bahan bacaan yang sesuai kesukaan mereka.

Aminuddin juga menyampaikan programnya, yaitu menciptakan 10.000 taman baca masyarakat (TBM) perpustakaan desa dan masing-masing mendapat alokasi 1000 judul buku plus raknya, termasuk untuk desa-desa di Provinsi Kalsel.

BACA JUGA: Gelar Sosialisasi, Dispersip Kalsel Soroti Problem Perpustakaan yang Belum Terakreditasi

Di awal acara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Dra Hj Nurliani MAP menyebutkan, rakor ini fokus membahas soal pengembangan perpustakaan Se-Kalsel.

Kegiatan merupakan upaya koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota dalam mensinergikan berbagai program dan kegiatan bidang perpustakaan di daerah.

Rapat ini menjadi sangat penting, karena dalam rapat ini diharapkan dapat terjadi kesinambungan yang sinergi antara program perpustakaan kabupaten/kota dengan perpustakaan provinsi.

Tahun ini, perpustakaan dituntut untuk memiliki inovasi, kreativitas, serta perubahan pola pikir. Perpustakaan menjadi sektor pendukung dalam memberikan solusi terkait pengembangan ekonomi.

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut diperlukan pemahaman, dukungan, serta pembinaan dan pengembangan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab/Kota di Kalsel.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.