Jelang Puncak Musim Hujan, BPBD Balangan Petakan Kerawanan Potensi Banjir

0

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan pada 4 Oktober 2023 lalu merilis awal musim hujan di wilayah Kalimantan Selatan yang diperkirakan awal November hingga akhir November 2023.

PUNCAK musim hujan di Kalimantan Selatan secara umum diperkirakan terjadi pada Januari 2024. Berkenaan dengan hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Balangan mengimbau masyarakat untuk waspada.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Balangan, H Rahmi, Senin (4/12/2023) menyebutkan, kerawanan bencana di Kabupaten Balangan saat musim hujan adalah terjadinya banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. “Kami mengimbau kepada masyarakat Balangan untuk terus waspada,” ucapnya.

BACA : Lakukan Simulasi Pencegahan Bencana Kebakaran, BPBD Balangan Sambangi SMPN 1 Batumandi

H Rahmi menambahkan, pihaknya juga sudah memetakan kerawanan banjir di sejumlah kecamatan, berdasarkan siklus yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, daerah yang berpotensi mengalami musibah banjir terletak di daerah hulu dua sungai besar yang melintas di Kabupaten Balangan.

“Hulu Sungai Balangan, yakni Kecamatan Halong dan Kecamatan Juai. Juga di hulu Sungai Pitap, yakni kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Awayan. Sedangkan untuk daerah bawah atau hilir, itu menyesuaikan ketinggian debit air dan durasi curah hujan,” tambahnya.

Selain ancaman banjir, puncak musim hujan juga berpotensi dibarengi dengan angin kencang yang bisa menyebabkan pohon tumbang. Untuk itu, H Rahmi meminta warga yang bermukim di dekat perkebunan pohon tinggi untuk juga waspada.

BACA JUGA : BPBD Balangan Latih Pegawai Puskesmas Tebing Tinggi Gunakan APAR

“Bagi warga yang rumahnya dekat kebun karet atau ada pohon tinggi, harap waspada. Sebaiknya hindari untuk keluar rumah apabila hujan deras dan angin kencang,” tandasnya.

Menurut Rahmi, semua potensi kerawanan tersebut yang akan diantisipasi oleh pihaknya dengan mengoptimalkan fungsi dan peran BPBD Balangan sebagai koordinator dalam penanggulangan kebencanaan, serta selalu berkoordinasi dengan Tim Respon Cepat (TRC) yang tersebar di tiap-tiap kecamatan.

Kemudian ujar Rahmi, menyiagakan tim bencana desa guna memantau kondisi terkini, koordinasi dengan aparatur desa, menyiapkan tempat evakuasi, serta menyelamatkan barang penting ke tempat yang aman.

“Personil yang akan disiapkan ada 33 orang di posko induk, bertugas 1×24 jam dengan sistem bergantian. Sedangkan untuk tiap kecamatan ada personil TRC berjumlah 44 orang. Jadi total 75 orang, ditambah seluruh jajaran BPBD Balangan bersama relawan,” ujarnya lagi.

BACA LAGI : Cegah Karhutla, BPBD Balangan Gelar Sosialisasi di Kecamatan Lampihong

Disinggung mengenai status debit air, H Rahmi mengatakan, sampai saat ini masih dalam kondisi normal dan belum menuju status siaga. Untuk mendeteksi ketinggian air, pihaknya memiliki alat deteksi Early Warning System yabg di letakkan di dua sungai tadi.

“Di Halong diletakkan di sungai Tabuan menuju desa Urin. Sedangkan di Sungai Pitap, diletakkan di irigasi atau bendungan Pitap,” lanjutnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan segera menggelar rapat koordinasi gelar pasukan dan gelar peralatan. Selain itu, persiapan logistik juga kian dimatangkan. “Langkah-langkah ini seduai prosedur. Dan kami juga selalu berkoordinasi dengan BMKG,” aku H Rahmi.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk terus melapor dan memberikan informasi kepada BPBD Balangan, jika terdapat potensi bencana di wilayah lingkungan tempat tinggal. “Mari kita sama-sama waspada. Berikan informasi yang valid, sehingga kita bisa sama-sama mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Riza/InfoPublik.id
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.