PT Jhonlin Agro Raya Tbk dengan kode emiten JARR resmi mencatatkan (listing) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/8/2022), di mana saham JARR dibuka di Rp 360 atau melesat 20 persen.
BAHKAN hanya butuh waktu sekitar 5 menit, saham JARR sudah menyentuh Rp 374 atau melonjak 24,67 persen dan membentur batas auto reject atas (ARA), dimana posisi tersebut masih bertahan hingga 15 menit awal perdagangan sesi I.
Tak hanya itu, pada penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) periode 29 Juli-2 Agustus 2022, JARR meraih dana sebanyak Rp 366,8 miliar dengan melepas 1,22 miliar lebih saham yang merupakan 15,29 persen dari modal disetor dan ditempatkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 300.
“Pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk go public melalui mekanisme perdagangan di BEI, mulai saat ini PT Jhonlin Agro Raya Tbk resmi menjadi perusahaan publik,” kata Direktur Utama JARR Zafrinal, Kamis (4/8/2022).
BACA: PT. JAR Bantu Stabilitas Ekonomi Daerah Hingga Petani
Dana hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 21 persen untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan pabrik kelapa sawit dan sekitar 79 persen akan digunakan untuk modal kerja.
JARR yang melaksanakan Pencatatan dan Perdagangan Perdana Saham atau Listing di BEI tercatat menjadi perusahaan ke-33 pada tahun 2022 dan perusahaan tercatat ke-799 di BEI. Pada aksi korporasi ini, emiten menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas, serta tiga Penjamin Emisi Efek yaitu PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas dan PT Lotus Andalan Sekuritas.
Menurut Anshy ML Mawuntu, Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas, pada masa offering period yang menggunakan sistem penawaran elektronik, tercatat hampir 27 ribu pemesanan saham JARR dengan jumlah Rp 2,4 triliun.
“Dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah lebih dari 7 miliar saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscribed 58 kali dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7 kali dari total saham yang ditawarkan,” kata Anshy.
Tingginya permintaan tentu disambut baik PT Jhonlin Agro Raya Tbk.
“Pencatatan saham pada Kamis ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk go public melalui mekanisme perdagangan di BEI. Maka mulai saat ini PT Jhonlin Agro Raya Tbk resmi menjadi perusahaan public,” kata Zafrinal, Direktur Utama JARR.
BACA JUGA: Bisa Kurangi Impor, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Biodiesel Jhonlin Group
Menurut Zafrinal, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 21 persen untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dan sekitar 79 persen akan digunakan untuk modal kerja.
Sementara menurut Direktur Keuangan JARR Temmy Iskandar, fundamental Perseroan sangat baik, membukukan penjualan Rp 1.303 miliar pada periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022, atau naik 12.433 persen dibandingkan penjualan yang berakhir pada 31 Maret 2021.
“Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan FAME, seiring beroperasinya pabrik biodiesel Perseroan pada September 2021, serta produk baru PFAD, RBDPO, Glycerin dan Fatty Mater,” kata Temmy.
Berkat pencapaian positif itu, JARR berencana membagikan deviden setelah IPO dengan besaran sebanyak-banyaknya 15 persen dari laba bersih antara Rp 50 miliar-Rp 100 miliar untuk tahun buku 2023 dan dibayarkan pada tahun 2024, atau sebanyak-banyaknya 20 persen untuk laba bersih di atas Rp 100 miliar.
Pada 31 Maret 2022, total aset perseroan Rp 3.321 miliar dengan total liabilitas Rp 2.487 miliar dan total ekuitas Rp 834 miliar.
JARR yang didirikan tahun 2014, berdasarkan data Prospektus, komposisi pemegang saham setelah IPO adalah PT Eshan Agro Sentosa (84,64 persen), PT Sinar Bintang Mulia (0,08 persen) dan masyarakat 15,29 persen.
BACA LAGI: Minyak Goreng Premium dari PT Jhonlin Bisa Dinikmati Masyarakat Pada September Mendatang
Kegiatan usaha utama Perseroan adalah perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu karena memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 17.020 Ha dengan izin Hak Guna Usaha (HGU) di Kotabaru dan Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
Perseroan memiliki Pabrik Refinery dan Pabrik Biodisel dengan kapasitas 1.500 TPD (ton per day). Saat ini Perseroan sedang melakukan tahap penyelesaian pembangunan Pabrik Minyak Goreng dengan kapasitas 250 TPD yang ditargetkan selesai akhir tahun 2022, serta proses persiapan dan pematangan lahan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 TPH.
Produk yang dihasilkan JARR saat ini adalah FAME sebagai bahan campuran biodiesel dan PFAD, RBDPO, Glycerin, Fatty Mater yang merupakan bahan baku industri makanan dan oleo kimia, bahan baku consumer goods yang dikonsumsi masyarakat sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari.
Perseroan yang mentargetkan memiliki hilirisasi usaha yang terintegrasi dan terpadu, memiliki komitmen menjalankan usaha secara optimal dan berkelanjutan sehingga dapat berpartisipasi dalam program B30 yang ditetapkan Pemerintah untuk penghematan devisa negara dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.(jejakrekam)