Merdeka ke-76, Problem Kemiskinan Jadi Catatan Indonesia

0

YANG KAYA makin kaya dan yang miskin makin miskin. Problem kemiskinan menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dalam peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 Indonesia.  Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies Celios Bhima Yudhistira mengatakan dalam sektor ekonomi, kemiskinan masih menjadi catatan bagi pemerintah.

MAKNA Kemerdekaan itu artinya merdeka terlepas dari kemiskinan, merdeka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan tentu merdeka mendapatkan berbagai fasilitas yang baik dan ini menunjukan masyarakat pelaku ekonomi juga merdeka seutuhnya,” kata Bhima Yudhistira dalam keterangannya, Selasa (17/8/2021).

Ia menilai dengan merdeka dari kemiskinan melihat situasi dan kondisi saat ini Indonesia masih berada di masa sulit yaitu di masa pandemi Covid-19 itu akan sedikit sulit untuk bangkit.

BACA: Ditarget Rp 13 Miliar, Zakat Diyakini Solusi Mengentaskan Kemiskinan

Teks. Tercatat Penduduk Miskin Terbanyak di Kota Banjarmasin Selatan

“Memang semenjak pandemi Covid-19 angka kemiskinan di Indonesia ini kembali naik, ada sekitar 27 Juta Lebih di indonesia yang jatuh miskin dan ini memang belum semuanya teraliri bantuan soasial dari pemerintah, kita tetap optimis,” ucapnya.

Tak hanya itu dirinya memaparkan di masa pndemi masih banyak orang yang kehilangan pekerjaan, banyak yang sulit bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.

“Kan sekarang lapangan kerja semakin sempit karena angkatan kerjanya harus berhadapan dengan pandemi, ada masih beberapa yang terdampak yang di phk dan dirumahkan, dari segi fasilitas publik di lapangan kami juga kami harap untuk lebih dimudahkan dari pihak pemerintah,” tuturnya.

Meskipun demikian, Ia berharap pemerintah pun bisa lebih fokus menangani beberapa penanganan kasus diatas khususnya dalam pelayanan fasilitas publik khususnya dalam sektor kesehatan.

“Itu hal yang mendasar yang harus difokuskan oleh pemerintah agar masyarakat indonesia bisa merasakan seutuhnya makna kemerdekaan dan masyarakat tersebut yang nantinya menggerakan perekonomian di Indonesia,” imbuhnya.

Berdasarkan data dinas sosial menyebutkan banyaknya kemiskinan di Banjarmasin Selatan karena penduduk di wilayah tersebut juga merupakan penduduk tertinggi di Banjarmasin.

Namun berdasarkan pemetaan bukan karena jumlah penduduk penerima manfaat di Wilayah Selatan ada 11.653 per rumah tangga.

Dari pemetaan, Banjarmasin Selatan terbanyak penerima manfaat dengan jumlah 11.653. Kemudian penerima manfaat tertinggi setelah Banjarmasin Selatan ada di Kecamatan Banjarmasin Barat dengan jumlah 9.050 rumah tangga. Lalu di Kecamatan Banjarmasin Utara jumlah 7.922 rumah tangga, Kecamatan Banjarmasin Timur 6.573 rumah tangga dan Kecamatan Banjarmasin Tengah 5.845 rumah tangga.

Paling kecil angka rumah tangga miskin penerima manfaat diisi Kecamatan Banjarmasin Tengah mencapai 5.845 rumah tangga. (jejakrekam)

Penulis ril/afdi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.