Sikapi Kejahatan Digital, Program Tular Nalar Bekali Guru Kenali Hoaks

0

MENYIKAPI kuatnya arus informasi dimana angka hoaks dan kejahatan digital yang terus meningkat, Program Tular Nalar melalui program pelatihan daring, membekali para guru Sekolah Menengah di Kalimantan Selatan tentang cara mengenali hoak.

FASILITATOR Nasional Program Tular Nalar, Sri Astuty M.Si mengatakan, pengenalan hoak kepada para guru peserta pelatihan meliputi misinformasi, disinformasi dan malinformasi dengan berbagai jenis kriteria hoaks mulai dari satire, konten palsu, konten yang salah, konten yang menyesatkan, konten yang dimanipulasi, konten tiruan serta koneksi yang salah.

“Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama kurang lebih 150 menit  setiap batch dengan mengantarkan pengetahuan pada perkembangan dunia digital, dimana pada saat ini setiap orang berada pada posisi sebagai pembuat, penyebar dan pengguna media dan konten digital,” kata Sri Astuty yang saat ini tercatat sebagai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

Saat ini, pelatihan melalui program Tular Nalar telah dilaksanakan kepada 205 guru dari berbagai Sekolah Menengah baik SMP, MTS, SMA, SMK dan MA di Kalsel.

Teknik berpikir kritis  dengan desain kurikulum Tular Nalar menjadi agenda pelatihan dalam menyikapi berbagai arus informasi yang mengalir bak tsunami.

Menurutnya, para guru dilatih untuk melakukan cek fakta baik secara manual dengan menggunakan situs yang tersedia pada google maupun yang sudah berbasis aplikasi seperti Hoax Buster Tools, Chat Box Kalimasada.

“Kurikulum Tular Nalar dapat diakses dalam situs tularnalar.id  bebasis pada 8 Kompetensi, 3 Aspek dan 8 Tema yang mengarahkan guru dan siswa untuk memiliki Aspek 3T, yaitu Tahu, Tanggap dan Tangguh dalam mengakses informasi, mengelola informasi, mendesain pesan, memproses pesan, berbagi pesan, membangun  ketahanan diri, melakukan perlindungan data pribadi serta berkolaborasi dalam ragam bentuk aktivitas,” ujarnya.

Kurikulum juga didesain 3T fokus pada tema Berdaya Internet, Internet dan Ruang Kelas, Menjadi  Warga Digital Kebanggaan Bangsa Indonesia dengan mengedepankan etika,  Internet dan Kesehatan, Internet dan Keluarga, Internet Damai, Internet dan Siaga Bencana serta Internet Merangkul Sesama yang diarahkan bagi warga penyandang disabilitas.

PIC Kegiatan Tular Nalar Kalsel, Muhammad Firdaus Ali didamping relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) M Padhliansyah, M Rafii, Widya, Adi Saputra dan Ria Nita menambahkan, pelatihan melalui program Tular Nalar ke depan mengajak para guru agar dapat mengambil peran untuk berkolaborasi sebagai relawan dan dapat menerapkan kurikulum Tular  Nalar dalam proses pembelajaran.

“Ragam kreatifitas dalam pelatihan ini mulai dari menyimak video pembelajaran Tular Nalar, Kuis, Cek Kemampuan melakukan Periksa Fakta, Pretest,  Postest dan Evaluasi,” tambahnya.

Hal tersebut sesuai dengan tagline Tular Nalar, yaitu “Bukan Sekadar Paham” dimana antara memberi pemahaman dan aplikasi dipratikkan dalam kegiatan itu.

Para guru peserta pelatihan diperkenalkan dengan ragam hoaks dan cara melakukan pemeriksaan fakta dengan mengutamakan pada desain kurikulum Tular Nalar sehingga terbantu memahami langkah-langkah dalam membuat berbagai strategi berkaitan dengan pola pembelajaran masa pandemi.(jejakrekam)

Penulis Gian
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.