Karya Penulis Banua Kini Tersedia di I-Kalsel

0

KOLEKSI buku perpustakaan daring I-Kalsel kini kian beragam, selain dilengkapi buku-buku karya penulis nasional, I-Kalsel juga menambah koleksi buku karya penulis Banua.

MASYARAKAT gratis mengakses buku secara daring melalui aplikasi I-Kalsel yang dikembangkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalimantan Selatan.s

Setelah diluncurkan 2 tahun silam, jumlah pengunduh di Playstore Android, aplikasi I-Kalsel diunduh lebih dari 1.000 pengguna.

“Aplikasi ini sudah diluncurkan sejak 2018 dan dilaunching Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor. Untuk memperkaya koleksi iKalsel, baru-baru ini kami mengupload e-book karya-karya penulis banua,” jelas Kadispersip Kalsel, Nurliani Dardie, Senin (24/8/2020).

Buku yang tersedia diantaranya, aneka kuliner khas Kalsel karya Rita Khairina, Banjarbaru Sejarah, Pesona, Potensi karya Randu Alamsyah, Antologi Puisi Terus Melangkah karya Agustina Thamrin.

“Ada juga Mozaik Sejarah Banjar dan Masjid-masjid Bersejarah di Kalimantan Selatan karya Aliansyah Jumbawuya–Ahmad Barjie. Buku-buku tersebut tidak dijual, limited hanya ada di Dipersip Kalsel dan di aplikasi kami, iKalsel,” ujar Bunda Nunung sapaan akrabnya.

Kedepan, dia berjanji akan lebih banyak lagi karya-karya penulis Banua lain yang akan difasilitasi untuk dipublikasikan di aplikasi iKalsel.

Ambin contoh buku karya Sainul Hermawan, seorang sastrawan sekaligus dosen FKIP ULM yang sudah menyatakan kesediaannya menyerahkan beberapa karya untuk ditayangkan di aplikasi iKalsel.

BACA JUGA : Pengunjung I-Kalsel Melonjak, Kadispersip: Kami Bertahap Menambah Koleksi E-Book

Sementara Dispersip Kalsel sendiri sudah dua kali mengadakan sosialisasi UU No: 13/2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Rekam dengan mengundang para penulis dan penerbit dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel.

Dalam UU itu disebutkan, kewajiban penulis/penerbit untuk menyerahkan dua eksemplar karya mereka ke perpustakaan provinsi maupun pusat. Tujuanya agar karya-karya terpelihara di bagian deposit.

Karena itu, mantan Kadispersip Banjarbaru ini berharap kesadaran penulis-penulis Kalsel untuk menyerahkan karyanya. Sehingga ketika dipublikasikan di aplikasi iKalsel, semakin memudahkan calon pembaca untuk mengakses dan mengambil manfaat.

“Biasanya para peneliti atau mahasiswa yang ingin membuat skripsi, sering datang ke bagian deposit ini. Kebanyakan yang mereka cari buku-buku lokalitas Kalsel yang susah dicari di luar,” tandasnya. (Jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.