BEI Sarankan Bersabar dan Tidak Terburu-buru Dalam Berinvestasi Saham

0

KEPALA Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Kalimantan Selatan Yuniar mengatakan, kondisi perdagangan saham saat ini masih belum stabil. Hal itu membuat para investor di Kalsel berhati-hati dalam rencana investasinya.

DENGAN kondisi sekarang ini, sekuritas yang ada di BEI lebih menyarankan kepada investor untuk bersabar dan tidak buru-buru mengambil keputusan berinvestasi,” kata Yuniar, Rabu (11/3/2020).

Dikatakannya, BEI menyarankan kepada investor untuk melihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan pasar sebelum membeli saham, terutama untuk transaksi jangka panjang.

“Wait and see atau lihat dulu bagaimana perkembangan pasar. Karena rata-rata saham trennya lagi menurun, tapi momen untuk transaksi jangka pendek ada. Untuk transaksi jangka panjang investor harus mengatur penggunaan dananya, jangan langsung gunakan dana seratus persen untuk berinvestasi, namun harus dengan bertahap sambil melihat momen dan perkembangan yang ada,” bebernya.

Dengan kondisi pasar yang belum stabil, OJK dan BEI selaku pihak regulator juga mengeluarkan peraturan untuk menghentikan perdagangan saham selama 30 menit, jika terjadi penurunan IHSG sebanyak 10 persen dalam satu hari.

“Dan bila dalam satu hari ada penurunan IHSG sampai 15 persen, sesi perdagangan akan ditutup selama satu sesi atas persetujuan dari OJK,” tegasnya.

Tidak hanya berdampak bagi investor, anjlok harga saham di pasar BEI membuat beberapa emiten (perusahaan terbuka) besar berniat untuk membeli kembali saham-saham mereka yang beredar di masyarakat.

“Ada beberapa emiten besar, khususnya yang sudah memiliki dana akan segera merealisasikan hal tersebut, tentu saja emiten yang ingin membeli sahamnya kembali ini harus sudah mengantongi izin dari OJK,” tutur Yuniar.

Meskipun demikian, Yuniar mengatakan bahwa momen ini merupakan diskon besar-besaran bagi investor. Sebab, banyak harga saham di pasar nasional berada pada level bawah.

“Kondisi sekarang adalah momen untuk mencari peluang dimana harga-harga saham kita itu ada di level yang lebih rendah dari harga wajarnya,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.