Generasi ‘Bau Kencur’ Makin Hancur

Oleh: Fitri Suryani, S. Pd

0

TANGGAL 23 Juli biasa diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Tentu menyimpan cerita tersendiri, terutama bagi pasangan suami istri yang telah dikarunia anak. Karena anak merupakan anugerah terindah sekaligus amanah besar bagi orang tua. Di tangan mereka banyak harapan yang digantungkan. Sebab, anak adalah generasi penerus bagi suatu negeri. Sayangnya jika menilik generasi saat ini seolah jauh dari harapan.

SEBAGAIMANA belum lama ini, viral di medos video mesum dua anak SD berdurasi 1 menit. Anak laki-laki masih mengenakan seragam dan anak perempuannya. Bahkan sebagian video beredar ada yang dipasang musik dangdut versi koplo dan sebagian adegan ditutup dengan emoji.Video ini diperkirakan dibuat dirumah anak laki-laki itu, dilakukan sepulang sekolah. Saat ini anak laki-laki di video itu masih duduk di bangku kelas VI SDN di Kabupaten Magetan bagian Selatan (Tribunnews.com, 18/07/2019).

BACA : Jemput Bola, Petugas Dinsos Banjarmasin Data Anak Jalanan

Tak hanya itu, siswa Sekolah Dasar (SD) di Riau sudah berani menghisap sabu-sabu, pasalnya pengedar Narkoba tawarkan Rp 1000 sekali coba. Akibatnya, hingga saat ini sebanyak 35 siswa korban pengedar Narkoba itu sedang menjalani rehabilitasi di Yayasan Sarasehan Riau. Kelakuan keji pengedar narkoba terhadap anak-anak SD tersebut diungkap oleh Ketua Yayasan Sarasehan Riau, Boby Erwin. Dia mengatakan Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2018 lalu di salah satu SD di Riau (Tribunnews.com, 26/06/2019).

Tak cukup sebagai pengguna, seorang anak usia 14 tahun diamankan Polsek Tallo, Makassar setelah kedapatan mengedarkan narkoba jenis sabu. Ternyata, ia mendapatkan barang itu dari seorang pelajar SD. Menurut Kabid Pencegahan BNN Sulsel, Jamaluddin, ini bukan sekali terjadi. Bulan lalu anak umur 12 tahun dapat edarkan 10 gram sabu di Kabupaten Sidrap. Bahkan ada anak-anak umur 10 tahun yang sudah terlibat narkoba di Sulsel (Detik.com, 07/08/2018).

Belum lagi masalah pencurian, seperti seorang bocah kelas VI SD di Pacitan, Jawa Timur, ditangkap polisi lantaran ketahuan mencuri sepeda motor yang sedang diparkir. Pelaku mencuri motor dengan menggunakan kunci palsu usai menonton pertunjukan wayang kulit, di Kecamatan Bandar Pacitan (Inews.id, 21/09/2018).

Menilik Persoalan

Sederet fakta di atas hanya sedikit gambaran bagaimana kondisi anak-anak kini yang wajahnya tak sepolos dengan kelakuan yang sebenarnya. Hal itu tentu sangat miris, megingat anak merupakan generasi penerus suatu bangsa. Jika generasi penerus memiliki kelakuan seperti itu, tak terbayang bagaimana kondisi bangsa ke depan.

Hal itu pun bukan tanpa sebab, karena perbuatan yang mereka lakukan dipengaruhi oleh banyak faktor. Di  antara penyebab tindakan tersebut, yakni: Pertama, banyaknya situs porno yang tersedia. Bahkan sangat mudah diakses oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak yang telah diberi kebebasan menggunakan gawai.

BACA JUGA : Lindungi Anak, Kementerian PPPA dan Dewan Pers Sosialisasi Pemberitaan Ramah Anak

Kedua, pergaulan. Pergaulan juga memiliki pengaruh yang sangat besar. Karena sejatinya teman atau sahabat sepermainan akan mudah untuk saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga tak bisa dipungkiri apa yang dikatakan dan dilakukan oleh teman akan mudah untuk ditiru, walaupun hal itu buruk.

Ketiga, lingkungan keluarga. Minimnya penanaman edukasi yang dilakukan orang tua pun menambah parah hal itu. Terlebih jika orang tua lebih disibukkan oleh pekerjaan mereka. Sehingga tak sedikit anak minim dalam mendapatkan didikan dan perhatian yang seharusnya mereka dapatkan di masa-masa tersebut.

Keempat, lingkungan masyarakat. Sesungguhnya lingkungan masyarakat tak kalah penting dalam membantu menopang perilaku anak agar menjadi individu yang baik. Karena jika di tengah-tengah masyarakat tak ada lagi budaya saling mengingatkan dalam kebaikan dan adanya sifat acuh tak acuh, maka tidak menutup kemungkinan akan bertambah parahlah generasi penerus bangsa.

BACA JUGA : Perdana di Balangan, Kelas Inspirasi Sisir Anak Pedalaman Meratus Digelar

Jadi, jika keempat hal di atas tak lagi bisa hindari, maka kemungkinan besar generasi bau kencur makin hancur. Terlebih adanya kebebasan yang kebablasan dan telah jauh dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, apalagi norma agama. Sehingga banyak anak menjadi menjadi korban, bahkan pelaku kriminal.

Problem Solving

Dari persoalan di atas, tentu perlu tindakan untuk meminimalisir atau mengurangi masalah generasi yang tambah rusak.Karena itu sangat penting peran lingkungan keluarga dalam mendidik anak agar menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang luhur dan tak hanya cerdas secara sains dan teknolgi, tapi juga spiritualnya. Karena orang tua, terlebih ibu merupakan sekolah utama dan pertama bagi anak-anaknya.

Sebagaimana sosok perjuangan ibu Imam asy-Syafi’i yang membesarkan, mendidik, dan memperhatikannya hingga kemudian Muhammad bin Idris asy-Syafi’i menjadi seorang imam besar. Ia mempelajari Alquran dan berhasil menghafalkannya saat berusia 7 tahun. Setelah itu, ibunya memperhatikannya agar bisa berkuda dan memanah.

BACA LAGI : Bangun Karakter Anak dengan Dongeng, Kak Bimo Bakal Hadir Lagi

Jadilah ia seorang pemanah ulung. 100 anak panah pernah ia muntahkan dari busurnya, tak satu pun meleset dari sasaran. Selain itu, saat beliau baru berusia 15 tahun, Imam asy-Syafi’i sudah diizinkan Imam Malik untuk berfatwa.

Selain itu, adanya budaya amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat pun penting untuk membantu menopang nilai moral dan agama yang telah diperoleh di lingkungan keluarga. Ditambah lagi peran negara dalam membantu menciptakan lingkungan yang baik. Seperti menutup situs-situs porno atau berbagai hal-hal yang dapat merusak moral generasi bangsa.

Dengan demikian sulit mewujudkan generasi yang memiliki budi pekerti yang baik, jika tidak adanya sinergi antara peran keluarga, masyarakat dan negara. Karena sesungguhya untuk dapat menciptakan generasi yang tak hanya cerdas secara IPTEK, tapi juga spiritual butuh kerja sama antara ketiga pilar tersebut. Harapannya agar generasi yang akan datang dapat menjadi kebanggaan, baik di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bi ash-shawab.(jejakrekam)

Penulis adalah  Guru asal Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

 

 

Pencarian populer:Bokep anak masih bau kencur,bokep anak sekolah d rekam,bokep masih baukencur

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.