Air Sungai Meluap, Sejumlah Kawasan di Kayutangi Mulai Terendam

0

CURAH hujan yang tinggi ditambah dengan gaya gravitasi bulan purnama, diyakini menaikkan debit air sungai di Banjarmasin. Terutama di jaringan Sungai Martapura, Sungai Kuin dan Sungai Barito dengan anak sungainya.

FENOMENA naiknya air pasang pun akhirnya melanda sejumlah kawasan, terutama zona yang lebih rendah. Seperti di kawasan Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin, sejak pukul 22.00 Wita hingga dinihari, luapan air  telah memenuhi badan jalan.

Beberapa kawasan tampak terendam banjir seperti kampus STIE Indonesia, Kompleks Kidaung Permai, Jalan Awang Sejahtera, hingga halaman kantor Kejari Banjarmasin dan Jalan Perdagangan dipenuhi genangan air. Beberapa anak Sungai Kuin, seperti Sungai Kidaung, Sungai Kayutangi, dan lainnya, tampak debit airnya tinggi, hingga akhirnya meluber ke ruas jalan.

Pantauan jejakrekam.com, Selasa (25/12/2018) malam, luapan air terlihat di depan kampus STIE Indonesia, serta depan kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM), serta depan komplek ruko pertigaan Jalan Cemara Raya-Jalan Brigjen H Hasan Basry.

Husaini, warga Kidaung Permai mengakui fenomena air sungai yang pasang hingga meluber ke ruas jalan merupakan tradisi tahunan.

BACA : Makam di Kawasan Malkon Temon Langganan Tergenang Air

“Sebelum jalan Kayutangi ini ditinggikan, luapan air anak sungai ini sampai mencapai trotoar. Namun, begitu trotoar berikut saluran gorong-gorong diperbaiki, sedikit berkurang dibanding tahun lalu,” kata Husaini kepada jejakrekam.com, Selasa (26/12/2018) malam.

Menurut dia, fenomena naiknya air sungai ditambah tumpahan air hujan ini bisa berlangsung satu pekan. Ia memprediksi sesuai kebiasaan pasang surutnya air sungai, puncaknya akan berlangsung pada Jumat (28/12/2018) nanti.

“Sudah dua malam ini, air yang ada di saluran drainase naik dan meluber. Ya, tidak bisa apa-apa, karena mau dibuang ke mana lagi? Air sungai juga tinggi. Biasanya, nanti akan surut sendiri,” kata Husaini.

Pedagang pulsa ponsel di depan Kompleks Kidaung Permai ini mengatakan terparah banjir berada di Lapangan Sepakbola Kayutangi, karena sistem drainase yang terkoneksi ke sungai, dekat Jalan Simpang Tangga tersebut.

BACA JUGA : Jadi Masalah Menahun, Jalan Prona Tergenang Tiap Hujan Deras

“Makanya, lapangan sepakbola itu langganan banjir. Kalau di tempat kami, memang banjir namun hanya sebentar. Apalagi, jalan di gang ini sudah ditinggikan,” ucap Husaini.

Ia tak memungkiri berubahnya daerah resapan air di kawasan Kayutangi yang kini jadi komplek perumahan, ruko dan perkantoran turut memicu, sehingga air seakan tak bisa lari ke tempat lain. “Dulu, kawasan Kayutangi ini rawa, sekarang sudah berubah jadi perumahan. Apalagi, dengan sistem pembangunan yang menggunakan urukan tanah, jadinya ya begini,” kata Husaini lagi.

BACA LAGI : Drainase Wajib Dibenahi Kalau Ingin Minimalisir Genangan Air

Sementara itu, pengamat perkotaan Subhan Syarief mengatakan persoalan banjir atau calap yang menjadi tradisi tahunan, ketika musim hujan ditambah tingginya debit air sungai, bukan terletak pada sistem drainase yang bermasalah.

“Yang pasti, akar masalahnya yang harus diselesaikan, bukan soal sistem drainasenya. Intinya, yang terjadi adalah kita salah arah dalam mengelola air dengan karateristik Banjarmasin yang berada di bawah permukaan laut, serta hilangnya daerah tangkapan air menjadi perumahan, gedung dan sebagainya,” pungkas Subhan.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.