Dalam Beragama, Saling Menghormati Suatu Keharusan, Tapi Jangan Kebablasan

0

ALIANSI Muslim Banua (AMB) yang diwakili Anang Rosadi Adenansi, Sukhrowardi, dan Alwi Sahlan, bertandang ke SMKN 1 Banjarmasin, Selasa (18/12/2018).

KUNJUNGAN itu guna mencari tahu keterlibatan paduan suara SMKN 1 Banjarmasin pada perayaan Natal bersama ASN dan honorer Pemkot Banjarmasin di Aula Kayuh Baimbai, Sabtu (15/12/2018) lalu.

Anggota paduan suara Muhammad Adrian Renaldi mengungkapkan, setiap tahun ada undangan dari panitia perayaan Natal bersama ASN dan Honorer Pemkot Banjarmasin, termasuk di tahun 2018 ini

Terkait hal itu, lanjutnya, pelatih paduan suara sudah meminta ijin kepada kepala sekolah, dan ada 25 orang yang siap mengisi acara itu.

“Pelatih mengatakan sudah ada surat rekomendasi dari kepala sekolah untuk menghadiri acara di balaikota itu,” katanya.

BACA : Akui Keteledoran, Panitia Perayaan Natal ASN Pemkot Banjarmasin Langsung Klarifikasi

Dari 25 anggota paduan suara itu, bebernya, setengahnya beragama nonmuslim. “Awalnya memang menyanyikan lagu daerah dan nasional, namun entah kenapa kami juga diminta menyanyikan Lagu rohani Nasrani, yang seharusnya hanya dinyanyikan anggota paduan suara yang beragama nonmuslim,” tuturnya.

Pihaknya sudah menghadap kepala sekolah. “Surat rekomendasi memang ada, namun belum ditandatangani kepala sekolah. Kami menyesal dan meminta maaf atas kejadian itu,” sesalnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 M Sururudin mengungkapkan, pihaknya mengajarkan toleransi dan tenggang rasa kepada anak didik. Di mana, pelajaran itu diajarkan kepada siswa kelas 11 dan 12 di mata pelajaran agama dan PPKn.

“Toleransi yang kami ajarkan adalah saling menghargai sesama penganut agama. Tapi, toleransi tidak harus untuk mengikuti peribadatan agama lain,” papar M Sururudin.

Sukhrowardi memastikan toleransi adalah suatu keharusan karena upaya menjaga kesatuan NKRI yang beragama. “Tapi, jangan sampai toleransi merusak akidah kita,” katanya.

Sementara, Anang Rosadi Adenansi menambahkan bahwa Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. “Tapi, bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Itu bermakna penganut agama untuk menjalankan peribadatan agama masing-masing tanpa ada campur baur,” katanya.

Menurutnya, toleransi adalah suatu keharusan tapi jangan sampai toleransi yang kebablasan. “Sebagai muslim diwajibkan untuk saling mengingatkan. Kami tidak bermaksud menggurui, namun hanya bentuk saling memberi nasehat,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.