Mengulang Pilrek ULM 2014, Prof Hadin Muhjad Mantap Maju Kembali

0

PERSAINGAN untuk memperebutkan kursi Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) periode 2018-2022, diprediksi akan mempertemukan kembali dua kekuataan lama. Hal ini mengemuka setelah guru besar hukum administrasi Fakultas Hukum ULM, Prof DR Hadin Muhjad memastikan kembali maju dalam pemilihan Rektor ULM.

MEDIO Juli 2014 lalu, ada tiga guru besar yang berebut suara senat ULM. Acuan pemilihan rektor ini adalah Peraturan Mendikbud Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor.  Formula suara yang diperebutkan para calon rektor adalah 65 persen dikuasai senat dan 35 persen jadi jatah Mendikbud yang memberi kuasa kepada utusannya. Dalam pemilihan Rektor ULM itu, Senat ULM memiliki 44 suara terdiri dari lima suara rektor dan pembantu (wakil) rektor, 10 suara dekan di ULM, dan 10 suara 10 suara wakil dari fakultas, dan sisanya 19 suara dimiliki para guru besar.

Pada putaran pertama, Hadin dari Fakultas Hukum mengungguli para rivalnya, Prof DR Idianoor Mahyudin (guru besar Fakultas Perikanan) dan Prof DR  Sutarto dari FKIP. Namun, begitu wakil Mendikbud menyalurkan hak suaranya dengan 24 surat suara, ternyata suara Sutarto Hadi naik meraih 29 suara, sedangkan Hadin tertahan 21 suara dan 16 suara dikantongi Idianor, pada medio Juli 2014.

Apakah hal itu akan terulang lagi? Kepada jejakrekam.com, Rabu (2/5/2018), Prof DR Hadin Muhjad mengaku persaingan dengan calon petahana akan bisa kembali tersaji dalam pemilihan Rektor ULM periode 2018-2022.

Mantan Wakil Rektor I ULM ini mengaku telah memasukkan berkas administrasi pendaftaran ke Panitia Penjaringan Calon Rektor ULM hingga tenggat waktu yang ditentukan.

“Memang, pemilihan Rektor ULM tidak seperti pemilihan elektoral pemerintahan pada umumnya. Sebab, yang disasar adalah suara senat ULM dan perwakilan Kemeristek Dikti (sebelumnya perguruan tinggi di bawah Kemendikbud) yang mempunyai hak suara dalam artian pemilih rasional yang mengedepankan memilih calon berdasarkan visi dan misi,” ujar Hadin Muhjad.

Hadin yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel ini mengakui di masyarakat luas dan dalam perguruan tinggi, ada perubahan dan perkembangan termasuk soal teknologi pendidikan, sumber daya manusia dan tuntutan perguruan tinggi yang bersinergi dengan dinamika masyarakat yang maju dan majemuk.

Bagi Hadin, pada dasarnya visi dan misi yang ditawarkan kepada civitas akademika ULM tidak jauh berbeda tahun 2014 lalu. Namun, menurut dia, dirinya tetap mengikuti kebutuhan dan tuntutan perguruan tinggi di tahun 2018 sekarang.
“Saya yakin seluruh bakal calon Rektor ULM mempunyai kesempatan yang sama diberi amanah untuk  menahkodai kampus ini untuk empat tahun ke depan,” kata doktor hukum administrasi jebolan Universitas Airlangga Surabaya ini.

Menurut Hadin, hal yang paling mendasar perlu pembenahan adalah apa yang  depan mata, seperti penampilan kampus yang semrawut walaupun ada pembangunan gedung baru. “Jangan sampai mengganggu aktivitas pembelajaran. Saya menawarkan untuk menata kembali struktur insfrastruktur di lingkungan ULM,” cetus Hadin.

Ia juga memaparkan dalam jangka panjang membangun ULM menuju kampus global beratmosfir akademik yang kondusif, sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter pembangunan gedung yang berwawasan lingkungan.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.